Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Tak Disubsidi, Masyarakat Tetap Bisa Beli

Kompas.com - 19/12/2013, 10:16 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana penghapusan BBM bersubsidi di Jakarta pada tahun depan dianggap sebagai alternatif menanggulangi kemacetan. Ketika BBM yang ada tidak disubsidi pemerintah, warga Jakarta diyakini tetap mampu membeli BBM non-subsidi.

"Harga BBM di Jakarta ini terlalu murah. Kalau tidak disubsidi oleh pemerintah juga bisa dibeli masyarakat," kata Direktur Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas kepada wartawan, Kamis (19/12/2013). 

Apabila nantinya wacana tersebut dapat terlaksana, maka ia meminta DKI untuk mengoptimalkan angkutan massal. Penggunaan subsidi BBM harus dibatasi, misalnya hanya untuk kendaraan pribadi beroda empat. Sedangkan apabila transportasi umum juga menggunakan BBM non-subsidi akan berdampak pada semakin tingginya tarif angkutan umum tersebut.

Dia juga menyambut baik rencana penghapusan BBM bersubsidi itu seusai ratusan bus sedang dan transjakarta datang. Apalagi, Basuki menjanjikan akan mengalihkan subsidi itu kepada tarif transjakarta yang dibebaskan atau gratis.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang juga meminta jaminan Pemprov DKI Jakarta menyediakan dan meremajakan unit angkutan umum maupun bus sedang. Tak hanya itu, DKI juga harus dapat menjamin angkutan umum tersebut aman dan nyaman bagi penumpang.

"Kalau sekarang, di halte menunggu busway atau Kopaja bisa nunggunya lama banget sampai setengah jam. Pemprov harus memperbanyak jumlah busnya dahulu," kata Sarman.

Salah satu dampak penerapan kebijakan penghapusan BBM bersubsidi itu adalah masyarakat Jakarta yang beralih mencari BBM subsidi ke daerah penyangga Jakarta, seperti Tangerang, Bogor, Depok dan Bekasi. Ia mengharapkan, kelangkaan BBM bersubsidi terjadi dan menimbulkan gejolak antar wilayah.

Wacana pemberhentian subsidi BBM untuk kendaraan bermotor di Ibu Kota ini sudah disampaikan Pemprov DKI Jakarta kepada Kementerian ESDM. Kebijakan tersebut dinilai dapat merangsang pengguna kendaraan pribadi beralih ke transportasi massal. Selain itu, negara pun tidak dibebani subsidi, dan mengalokasikan dana ke perbaikan infrastruktur.

Penyetopan subsidi BBM kendaraan di Jakarta bisa meminimalkan dampak negatif kebijakan mobil murah. Selayaknya, mobil murah tidak menikmati subsidi itu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengaku tertarik dengan ide Basuki. Kini, pihaknya tengah mengkaji usulan tersebut. Namun, ia memastikan usulan tersebut tidak dilakukan dalam waktu dekat. Demi menghemat BBM bersubsidi, pihaknya hanya mendorong kendaraan pelat merah untuk tidak memakai BBM bersubsidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Megapolitan
Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Megapolitan
Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com