Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas PU Paksa Kota Kasablanka Tambah Lajur

Kompas.com - 30/12/2013, 17:08 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen Kota Kasablanka diminta segera menambah lajur akses masuk ke dalam areanya. Sebab, aktivitas kendaraan yang ingin masuk ke dalam pusat perbelanjaan tersebut mengakibatkan lalin macet.

"Kita akan memeriksa kewajiban manajemen Kota Kasablanka soal perizinan lajur jalan di depannya," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan kepada wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (30/12/2013) siang.

Manggas menjelaskan, permintaan tersebut seiring dengan mulai beroperasinya Jalan Layang NonTol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, Senin siang ini, usai diresmikan Joko Widodo. Di Jalan Prof Dr Satrio, tepatnya di depan mal Kota Kasablanka, terdiri dari dua lajur. Namun, lajur di kiri kerap digunakan khusus untuk kendaraan yang hendak masuk ke mall sehingga otomatis hanya satu lajur yang digunakan untuk kendaraan yang melintas.

Situasi ini rentan kemacetan, apalagi beberapa meter sebelum pintu masuk mal merupakan tempat bertemunya antara JLNT dengan kendaraan yang melintas di Jalan Prof Dr Satrio bawah. Oleh sebab itu, Dinas Pekerjaan Umum meminta manajemen memperhatikan situasi lalu lintas di depan malnya usai pengoperasian JLNT.

"Mereka (manajemen mal) sudah pakai jalan kita satu lajur, jadi paling tidak kita minta mereka mundurkan (batasnya) supaya ada ruas jalan khusus untuk mereka dan tak mengganggu," ujarnya.

Pembangunan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang sepanjang 3,4 kilometer terdiri dari tiga paket proyek pembangunan, yaitu paket Casablanca, paket Prof Dr Satrio, dan paket Mas Mansyur. Proyek tersebut dimulai tahun 2010.

Berdasarkan laporan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manggas Rudy Siahaan, jalan itu sudah siap digunakan pengendara mobil dan motor. Kendati demikian, ada beberapa infrastruktur yang masih perlu perbaikan, misalnya lampu kucing serta taman jalan.

"Satu lagi yang belum, yakni pengaturan ulang lalu lintas di depan Kota Kasablanka. Karena kalau tidak diatur, pasti tersendat lalu lintasnya. Tapi secara umum sudah siap digunakan," ujar Manggas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com