Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Ini Bulan Purnama, Waspadai Banjir Rob di Jakarta

Kompas.com - 14/01/2014, 17:23 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Wiriyatmoko mengatakan, bulan purnama akan terjadi pada Selasa (14/1/2014) malam nanti. Peristiwa alam ini dapat menyebabkan terjadinya pasang air laut atau rob. Dari pengalaman sebelumnya, jika rob sudah menerjang Jakarta, sebagian wilayah utara Jakarta akan mengalami banjir. Aktivitas sebagian warga Jakarta pun bisa terganggu.

"Makanya, yang kita takutkan besok ini tanggal 15 karena malam hari nanti bulan purnama dan efek modifikasi cuacanya berkurang," kata pria yang akrab disapa Moko tersebut di Gedung Suma II Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa.

Selain kemunculan pasang air laut, yang juga patut diwaspadai adalah peningkatan intensitas hujan di daerah hulu. Jika keduanya terjadi bersamaan, wilayah Jakarta kembali terancam terendam banjir. Kawasan yang patut dipantau adalah daerah pinggiran Sungai Ciliwung, Kampung Pulo, Rawajati, dan Bukit Duri.

Apabila banjir rob itu benar-benar terjadi, pintu-pintu air di Jakarta yang membuang air sungai ke laut tidak boleh dibuka dulu. Oleh karena itu, pompa-pompa untuk membuang air sungai ke laut harus bekerja maksimal agar air sungai di Jakarta tidak sampai meluap. Masalahnya, tidak semua pompa di Jakarta berfungsi secara optimal. Dari 73 pompa air di waduk, situ, dan kali, banyak di antaranya mengalami kerusakan.

"Tapi, kita sudah koordinasi langsung ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) untuk siaga darurat dari unsur terkecil, mulai RT, RW, kelurahan, kecamatan, hingga wali kota," kata Moko.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Ma'arif mengatakan, banjir di Jakarta dapat disebabkan oleh hujan lokal akibat perubahan iklim dan curah hujan besar maupun hujan di daerah hulu. Apabila kedua faktor itu terjadi bersamaan, pemerintah harus berupaya mengurangi intensitas hujan. Salah satu caranya melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dilakukan BNPB bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan TNI AU. TMC merupakan penyemaian NaCL (garam dapur yang diolah menjadi tepung) untuk disebarkan dalam awan sebagai operasi modifikasi cuaca.

"Kalau melihat pengalaman banjir Jakarta tahun lalu, TMC bisa mengurangi intensitas hujan sampai 35 persen," kata Syamsul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com