Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Tingkat, Cara Baru Berwisata di Ibu Kota

Kompas.com - 15/01/2014, 07:25 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wisatawan dalam atau luar negeri bakal punya cara baru menghabiskan waktu libur di DKI Jakarta. Tidak perlu repot-repot membawa kendaraan pribadi atau naik transportasi umum. Akhir Januari atau awal Februari ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengoperasikan sebanyak lima bus wisatawan jenis tingkat atau double decker.

Bus berwarna dominan ungu dengan gambar Tugu Monas, ondel- ondel, dan sejumlah ikon Jakarta itu memiliki kabin cukup nyaman. Dengan tinggi 4,2 meter, lebar 2,5 meter, dan panjang 11,8 meter, bus tersebut dapat mengangkut 60 orang yang terdiri dari 20 di kabin bawah dan 40 di kabin atas.

Atas pertimbangan cuaca dan polusi di Jakarta, bus itu dilengkapi dengan fasilitas AC sehingga kaca-kacanya permanen. Namun, kaca-kaca bus didesain lebar sehingga penumpang dapat leluasa melihat segala sesuatu yang dilintasi.

Bus ini, kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, didesain oleh warga negara Indonesia. Tak sulit untuk menggunakan fasilitas ini. Penumpang dapat mengambil tiket bus secara gratis di sejumlah titik turistik, misalnya, sejumlah hotel, Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma, dan di pusat-pusat perbelanjaan.

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Lima unit bus tingkat wisata siap berkeliling ibu kota. Bus wisata ini didatangkan langsung dari China dan telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/1/2014) malam.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Arie Budhiman menjelaskan, lima bus tersebut akan menempuh rute Blok-M, Bundaran HI, Museum Tekstil, Monas, Gedung Kesenian Jakarta, dan Kota Tua dengan jam operasi pukul 07.00- 21.00.WIB. Rute itu baru awal. Bus akan menjangkau seluruh titik pariwisata Jakarta seirng dengan rencana penambahan unit bus serupa.

"Tiap bus ada tour guide yang akan menjelaskan daerah-daerah yang dilewati bus itu. Pemandu wisata, kami ambil dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Mereka sudah dibekali kemampuan bahasa asing dan informasi baik tentang Jakarta," ujar Arie saat meninjau bus di Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (14/1/2014).

Arie menambahkan, umumnya, wisatawan di Jakarta, baik domestik maupun mancanegara melakukan aktivitas wisata dengan agen perjalanan, transportasi massal, atau kendaraan pribadi.

Dengan beroperasinya bus ini, wisatawan mempunyai cara baru berkeliling Ibu Kota. Untuk perawatan, Arie berkomitmen akan mempertahankan kenyamanan bus yang memiliki batas usia 10 hingga 15 tahun tersebut. Anggaran pemeliharaan bus senilai Rp 3 miliar telah dimasukkan dalam Rancangan APBD 2014. Jika memang tak optimal, Arie mengatakan, pihaknya akan menggunakan corporate social responsibility.

"Kami percayakan bus ini kepada masyarakat DKI Jakarta. Mohon dijaga, mudah-mudahan enggak dicorat-coret. Saya rasa bakal kebangetan banget ada fasilitas bagus tapi dirusak," lanjut Arie.

Dipamerkan di HI

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengapresiasi positif kerja Disparbud Jakarta soal pengadaan bus wisata jenis tingkat itu. Rencananya, lima bus yang memakai bahan bakar soal itu akan dipamerkan di Bundaran Hotel Indonesia, Kamis (16/1/2014).

"Di HI, Kamis besok. Masyarakat sekalian mengetahui bagaimana naiknya, kapan dan di mana saja. Tersosialisasikan gitu," ujarnya.

Kini, lima bus itu masih menjalani serangkaian proses administrasi dokumen bea cukai pelabuhan serta diperkirakan hari ini selesai. Jokowi menegaskan pihaknya sangat serius menggarap potensi pariwisata di Jakarta. Pasalnya, pendapatan asli daerah dihasilkan dari sektor pariwisata sangat besar.

Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta tak tanggung-tanggung menggelontorkan dana untuk investasi pada sektor ini. Di sisi lain, pengadaan bus ini juga agar Jakarta menjadi kota pariwisata yang mendapat perhatian dari para wisatawan.

Rencananya, tahun 2014, Pemprov DKI akan mendatangkan 15 bus wisata tingkat sejenis. Total anggaran pengadaan bus itu mencapai Rp 17 miliar. Tak hanya itu, Jokowi juga memanfaatkan dana corporate social responsibility demi pengadaan bus wisata.

"Total, mungkin ada sekitar 50 bus wisata tingkat yang bakalan keliling Jakarta. Ini akan sangat menarik wisatawan sekali. Jakarta akan jauh berbeda dengan langkah-langkah seperti ini," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com