"Ndak perlulah toilet. Kalau rawatnya ndak bener yang ada malah bau semua haltenya," ujarnya saat ditemui di rumah dinas, Jalan Taman Surapati No 7, Menteng, Jakarta, Sabtu (1/2/2014).
Jokowi mengungkapkan, dirinya tidak ingin salah dalam mengambil keputusan. Dia khawatir jika Pemerintah Provinsi DKI menambah toilet umum, malahan akan berdampak negatif bagi kenyamanan penumpang salah satu transportasi masal andalan warga DKI itu.
"Bisa keliru dalam menempatkan sesuatu saya," ujarnya.
Oleh sebab itu, Jokowi mengandalkan toilet-toilet umum yang ada di terminal-terminal besar yang terkoneksi dengan busway. Selter yang dimaksud yakni Terminal Kampung Rambutan, Lebak Bulus, Kalideres, Pulogadung, Kampung Melayu, Kota dan lainnya.
Pernyataan Jokowi itu diketahui berbeda dengan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama. Pria yang akrab disapa Ahok malahan terkejut ketika mengetahui Halte Transjakarta tidak dilengkapi toiletnya.
"Enggak ada toilet juga di situ? Wah, BBM (BlackBerry Massanger) Pak Butarbutar. Mesti ngomong soal itu juga ke dia," instruksi Ahok kepada ajudannya, beberapa waktu lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.