Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 PRT yang Diduga Dianiaya Istri Jenderal Jalani Pemulihan Trauma

Kompas.com - 24/02/2014, 20:20 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Enam belas pekerja rumah tangga (PRT) yang dipekerjakan di kediaman Brigadir Jenderal (Purn) MS, hingga hari ini, Senin (24/2/2014), masih berada Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) milik Kementerian Sosial di Cipayung, Jakarta Timur. Sebelumnya, mereka dibawa dari kediaman MS pada Rabu (19/2/2014) lalu.

“Pada hari Sabtu (22/2/2014) kemarin, sudah diserahkan ke Kementerian Sosial. Untuk (penanganan) sehari-hari sudah dikoordinasikan sambil menunggu penanganan lebih lanjut,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Humas Polri Kombes Pol Agus Rianto, di Mabes Polri, Senin (24/2/2014).

Sebelumnya, belasan pekerja yang mendapatkan perlakuan tak wajar dari majikannya ini sempat dibawa ke Polres Bogor. Agus mengatakan, penempatan mereka di RPTC untuk memulihkan trauma yang dialami. Belum diketahui kapan para pekerja ini akan kembali ke keluarganya karena proses penyelidikan atas kasus ini masih berlangsung.

Penyekapan

Seperti diberitakan sebelumnya, terungkapnya kasus ini berawal dari laporan pekerja MS, Yuliana Leiwer (19), yang mengadu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polres Bogor Kota terkait penyekapan di rumah MS. Ia juga mengadu telah menjadi korban penganiayaan dan tidak digaji selama tiga bulan bekerja. Tindakan penganiayaan diduga dilakukan istri MS, M. Hal ini juga dialami pekerja lainnya.

Selama bekerja, belasan pekerja di rumah mewah seluas 500 meter persegi itu kerap mendapat perlakuan kasar, yaitu ditampar dan dicakar oleh M jika mereka melakukan kesalahan. Jam kerja mereka juga tak wajar, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.00 WIB. 

Alat telekomunikasi, yakni telepon seluler milik pekerja juga disita agar tindak kekerasan yang mereka alami tak diketahui orang lain.

Dalam satu kesempatan, Yuliana bisa mendapatkan kembali telepon seluler dan mengirim pesan singkat (SMS) berisi permintaan tolong kepada kerabatnya. Keluarga kemudian datang dan mengambil Yuliana dari keluarga MS. Selanjutnya, ia melaporkan kasus ini ke Polres Bogor Kota.

Berdasarkan penelusuran Kompas, peristiwa yang menimpa belasan pekerja itu mengulangi kejadian serupa pada September 2012. Waktu itu, 12 pekerja asal Nusa Tenggara Timur kabur dari rumah MS karena mendapat siksaan dan tak digaji. Kala itu, mereka kabur lalu mencoba mencari pertolongan di kantor PT Jasa Marga (Persero), Tol Jagorawi, Baranangsiang, Kota Bogor. Keberadaan mereka diketahui petugas yang kemudian datang, menjemput, dan membawa mereka ke kantor untuk dirawat dan dipulangkan ke daerah asal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingking Casis Bintara Nyaris Putus

Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingking Casis Bintara Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com