"Situasinya sudah rusak. Sehingga untuk beberapa kesatuan yang di Pondok Dayung di pindahkan ke tempat lain yang pasti mencari tempat yang aman, termasuk kegiatan pasukan Katak," ujar Kadispen AL Laksamana Pertama Untung Suropati saat dihubungi, Kamis (6/3/2014).
Selama 3 hari ke depan, TNI melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab teradi ledakan di gudang amunisi itu. Ia menjelaskan tim investigasi terdiri dari berbagai kesatuan dan keahlian yang berkaitan dengan bahan peledak.
"Kemungkinan juga kami bekerja sama dengan pihak Kepolisian, terutama Puslabfor Mabes Polri," ujarnya.
Sebanyak 87 anggota TNI menjadi korban ledakan di Pondok Dayung. Sebanyak 85 orang menderita luka ringan dan sedang, satu orang kritis, dan satu lainnya meninggal.
Para korban rata-rata terkena pecahan genteng dan kayu dari gudang amunisi yang meledak tersebut. Ada yang terkena di bagian dada, kepala, dan perut.
Para korban luka ini dilarikan ke Rumah Sakit Pelabuhan (Port Medical Center) Tanjung Priok, RS Sukamulya, dan RS TNI AL Mintohardjo di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Dugaan sementara, ledakan disebabkan hubungan pendek arus listrik (korsleting). Sumber ledakan berasal dari bahan peledak TNT (Trinitrotoluene).
Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul menegaskan, tak ada sabotase dalam kejadian ini. Gudang amunisi dikatakan selalu dijaga ketat. Suhu di dalamnya juga selalu dikontrol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.