Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Komunikasi Terakhir dan Pencarian Orangtua Sara

Kompas.com - 08/03/2014, 07:40 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua Ade Sara Angelina Suroto (19) diselimuti kegelisahan ketika kontak dengan putri tunggal mereka "terputus", Senin (3/3/2014) malam. Sara tidak diketahui keberadaannya setelah tak kunjung pulang dari jadwal mengikuti kursus bahasa Jerman di Goethe Institute.

Ibu dari mendiang Sara, Elisabeth Diana, mengatakan pada Senin siang dia masih menelepon Sara. Saat itu, dia meminta Sara melakukan sesuatu untuknya. Panggilan telepon itu dia lakukan pada pukul 13.32 WIB.

Menurut Elisabeth, Sara kemudian melaksanakan apa yang dia minta. "Kemudian dia telepon. Mah, udah ya," tutur dia, di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Jumat (7/3/2014).

Tak berapa lama kemudian, Elisabeth kembali menelepon Sara, sekitar pukul 15.41 WIB. Saat itu telepon sudah tidak diangkat. Elisabeth menduga Sara sedang mandi, masih tidur, atau melakukan sesuatu. Belum ada firasat buruk.

"(Atau) mungkin dia lagi buru-buru mau berangkat les," lanjut Elisabeth. Pada Senin malam, giliran Suroto yang menghubungi Sara untuk sekalian menjemputnya pulang. Namun, telepon Sara tetap tak aktif. Saat itu, orangtua Sara masih berpikira barangkali anak mereka lupa mengisi ulang baterai telepon genggam.

Namun, pikir Elisabeth dan Suroto kemudian, biasanya Sara akan berupaya memberikan kabar kalaupun lupa mengisi ulang baterai telepon genggamnya, termasuk dengan meminjam telepon genggam teman. "Tapi ini enggak. Dari situ kami sangat khawatir," ujar Elisabeth.

Keesokan harinya, Selasa (4/3/2014), Elisabeth kembali menghubungi teman-teman Sara. Salah satu yang dia hubungi adalah teman kursus bahasa Sara. Teman ini jugalah yang kemudian memberikan titik jelas keberadaan terakhir Sara berikut kehadiran Ahmad Imam Al Hafitd dan Asyifa Ramadani, dua teman Sara sejak semasa SMA.

Pada Rabu (5/3/2014), jasad Sara ditemukan di Tol JORR, tepatnya di kilometer 41 Bintara, Bekasi Timur, Jawa Barat. Dia dibunuh Hafitd (19), yang juga adalah mantan pacar Sara, dan Asyifa (19) yang menjadi pacar baru Hafitd. Dua orang ini ditangkap polisi pada hari itu juga, di waktu dan tempat berbeda, dan sekarang berada di tahanan Polresta Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com