Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Metro Kapsul, Jokowi Rela Tempuh Empat Jam Perjalanan

Kompas.com - 02/04/2014, 17:52 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


SUBANG, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo rela menempuh empat jam perjalanan dengan kondisi jalanan yang rusak dari Jakarta ke Subang, Jawa Barat, untuk meninjau pabrik pembuatan Metro Kapsul, Rabu (2/4/2014) siang.

Jokowi sampai ke pabrik Metro Kapsul yang terletak di Jalan Cagak, Desa Bunihayu, Subang, Jawa Barat, tersebut sekitar pukul 15.35 WIB, seusai meresmikan RSUD Pasar Minggu. Jokowi menyempatkan makan siang di satu restoran satai tepi sawah.

Kedatangan Jokowi disambut oleh jajaran direksi konsorsium Kereta Kapsul Indonesia. Jajaran direksi kemudian memaparkan keunggulan-keunggulan dari Metro Kapsul kepada Jokowi, di antaranya, harganya yang lebih murah dari monorel atau mass rapid transit (MRT), waktu pembangunan yang lebih singkat sekaligus lebih murah, serta jumlah keterangkutan yang lebih banyak dari monorel atau MRT.

Seusai paparan yang terbuka dari kalangan media, jajaran direksi mengajak Jokowi untuk meninjau prototipe Metro Kapsul yang dipajang di depan pabrik. Jokowi tak berhenti mengangguk-angguk mendengar penjelasan soal keunggulan Metro Kapsul.

"Saya kira ini meyakinkan sekali," ujar Jokowi di sela paparan itu.

Jokowi berada di pabrik tersebut sekitar dua jam. Sekitar pukul 17.15 WIB, Jokowi dan rombongan bertolak dari pabrik itu dan kembali ke Jakarta. Sekadar latar belakang, gagasan pembangunan Metro Kapsul tidak datang tiba-tiba.

Moda transportasi yang diusung oleh konsorsium yang digawangi empat perusahaan dengan ahli dari ITB tersebut telah mengembangkannya selama delapan tahun terakhir. Sejauh ini, belum ada kepala daerah di Indonesia yang tertarik untuk menjadikan produk dalam negeri tersebut sebagai moda transportasi pilihan.

Komunikasi konsorsium dengan Pemprov DKI Jakarta pun baru dijajaki setelah Jokowi menjabat sebagai gubernur. Secara fisik, Metro Kapsul mirip seperti sky train di Singapura. Hanya saja, bentuknya berupa kapsul dengan kapasitas 50 penumpang. Untuk pengoperasiannya menggunakan listrik dengan berbasis jalan beton setinggi empat hingga lima meter dari tanah. Kapsul ini bergerak berkelompok dengan berjumlah 10 kapsul dari stasiun satu ke stasiun lainnya. Pihak konsorsium mengklaim bisa mengangkut 19.000 penumpang per jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com