"Daerah ini sudah sering banjir. Kalau udah gini, pasti macet sampai ke Alam Sutra," kata Hasyim, warga Bhayangkara, di depan rumah makan miliknya, Senin.
Hasyim menambahkan, selokan yang dangkal karena tertutup tanah dan rumput liar menyebabkan aliran air terganggu sehingga menggenang.
"Saya terpaksa tutup warung siang ini karena air sudah masuk ke warung. Apalagi kalau mobil lewat, sering ada gelombang gitu dan airnya pasti masuk ke sini," sambungnya.
Pria asal Solo, Jawa Tengah, ini terpaksa sibuk membersihkan warung makan miliknya dari sampah banjir. "Kalau sebulan begini terus, bisa bangkrut saya," pungkasnya.
Pendapat senada disampaikan Asep, warga Bintaro. "Saya biasa pulang ke rumah lewat daerah sini karena lebih cepat. Daerah ini sering banjir," kata Asep.
Menurut dia, banjir terjadi karena kondisi tanah yang turun, dan tidak ada daerah resapan air sepanjang Jalan Bhayangkara. "Kalau dilihat, tanah kayak turun, makanya mudah terendam banjir," ujarnya.
Baik Hasyim maupun Asep berharap, masalah banjir di wilayah tersebut bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah setempat. Berdasarkan pantauan Kompas.com, terdapat sejumlah titik di wilayah Bhayangkara Raya yang terendam banjir setinggi 20-30 cm.
Kondisi ini mengakibatkan kemacetan sepanjang tiga kilometer lebih, dari arah Serpong ke Bintaro, ataupun sebaliknya. Tidak ada petugas kepolisian yang berjaga untuk mengatur arus lalu lintas di wilayah tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.