"Itukan warung remang-remang. Warung remang-remang itu mana ada izinnya. IMB juga enggak ada itu," kata Kepala Kepolisian Sektor Cipayung, Komisaris Ua Triyono, kepada Kompas.com, Sabtu (19/4/2014).
Ua melanjutkan, tanah di lokasi tersebut hendak dibebaskan oleh Pemprov DKI. Lahan tersebut, rencananya akan digunakan untuk program dari Pemprov DKI. "Itu mau dibebasin Pemda. Sudah ada program Pemda-nya. Dari kecamatan (Cipayung) sudah tahu itu," ujar Ua.
Terkait adanya keributan sebelum terjadinya kebakaran, Ua meminta agar semua pihak tidak mengambil kesimpulan dini. Dia berjanji untuk mengungkap, apabila dugaan yang berkembang itu saling berkaitan.
Namun, hingga kini pihaknya belum menemukan korelasi antar dua kejadian yang terpisah selama enam jam tersebut. Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan dari tim Labfor Mabes Polri yang sudah mengambil sampel dan menganalisa lokasi kejadian.
Sebelum kebakaran terjadi di enam kios warung remang yang berlokasi di Jalan Kramat Duri, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, beberapa pemuda yang diduga berasal dari salah satu ormas mengamuk di lokasi tersebut. Kelompok pemuda yang tengah mabuk minuman keras itu marah karena uang jatah harian mereka tidak diberikan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, keributan oleh ormas itu terjadi tepat tengah malam pukul 00.00, di sebuah di warung ayam dan bebek bakar yang masih satu area dengan kumpulan warung remang-remang di sana. Jaraknya lebih kurang 30 meter dari lokasi warung remang yang terbakar.
Mereka meminta jatah uang Rp 10.000 kepada pemilik warung ayam bakar. Wanita berinisial Mur, teman salah satu pemilik warung di sana, membenarkan kejadian itu. Namun, pemilik warung ayam dan bebek bakar tidak memberi uang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.