Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Daging Sapi, Hari Ini Jokowi "Blusukan" di Kupang

Kompas.com - 29/04/2014, 07:49 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dijadwalkan meninjau sejumlah tempat, mulai dari pasar hingga rumah potong hewan, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (29/4/2014). Blusukan Jokowi ini masih terkait dengan kesepakatan di bidang peternakan antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur terkait pengadaan daging sapi.

Beberapa tempat yang bakal disambangi ialah Desa Oesao, desa pengembangan ternak di Kupang Timur, Pasar Kasih Naikoten, Desa Ponai, dan Universitas Katolik Widya Mandira Kupang untuk kuliah umum. "Tanda tangan MoU-nya di Desa Ponai. Itu desa di mana ternak -ternak banyak dimiliki masyarakat," ujar Gubernur NTT Frans Lebu Raya yang rencananya akan terus mendampingi Jokowi selama blusukan ini, Selasa pagi.

Adapun Jokowi mengatakan kerja sama ini berlatar belakang kejadian langka dan mahalnya daging sapi di DKI Jakarta, beberapa waktu lalu. "Pak Gubernur (Frans) bilang, wah di NTT banyak sapi, daging banyak. Mau ngembangin peternakan sapi di sini bisa. Akhirnya, setelah enam bulan bincang-bincang, baru ketemu sekarang," ujar dia.

Jokowi mengatakan, kerja sama yang hendak disasarnya adalah menambah pasokan daging sapi ke Jakarta dengan menambah populasi sapi di NTT. Pengiriman sapi dari NTT ke Jakarta pun direncanakan bukan dalam bentuk sapi utuh lagi, melainkan dalam bentuk daging potong. "Agar lebih efisien."

Distribusi daging tersebut rencananya akan digarap Perusahaan Daerah Pasar Jaya. Kerja sama ini, lanjut Jokowi, dapat berpengaruh positif ke banyak hal. Pertama, pemerataan kesejahteraan masyarakat. Kedua, menjadikan Jakarta kota efisien. Ketiga, menekan impor daging sapi. Keempat, mengembangkan komoditas lokal.

"Blusukan kali ini akan kita lihat dulu, bagaimana bentuk investasi yang baik. Nanti, setelah dihitung-hitung, baru diumumkan pada masyarakat, gimana investasinya," tambah Jokowi. Sebelumnya, Jokowi juga berkunjung ke Lampung dengan dasar pemikiran dan tujuan yang menyerupai kegiatannya di Kupang ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com