Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Pengunjung PRJ Monas, dari PKL hingga Bau Pesing

Kompas.com - 14/06/2014, 15:28 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ternyata tak sedikit pengunjung Pekan Rakyat Jakarta (PRJ) Monas 2014 yang merasa kecewa dan mengeluh atas penyelenggaraan pesta rakyat tersebut.

Seperti yang dilontarkan Dinda Ayu (25), warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat. "Seperti pasar kaget saja. Lebih banyak pedagang kaki lima (PKL) daripada pedagang aslinya, bikin tidak nyaman," kata Dinda kepada Kompas.com di Monas, Jakarta, Sabtu (14/6/2014).

Ia juga menyayangkan kurang tegasnya Pemprov DKI untuk mengatasi PKL yang masuk ke dalam area Monas. Ketika masuk melalui pintu Selatan, karyawan perusahaan swasta di bilangan Kemang itu harus mengantre bersama puluhan PKL yang menarik gerobak dagangan mereka. Padahal, personel Satpol PP turut menjaga pintu Monas itu.

"Agak aneh tadi melihatnya. Kok Satpol PP malah ngebolehin PKL masuk ke Monas, bukannya seharusnya dilarang ya," kata Dinda.

Tak hanya Dinda, Yanti Husin (28), warga Condet, juga mengaku mengalami kesulitan mengakses lokasi PRJ Monas. Ia bingung mengapa hanya satu pintu yang digunakan sebagai akses keluar masuk Monas.

Selain itu, ia mengeluhkan aspal Monas yang gampang becek dan bau pesing sepanjang area. Yanti juga menyayangkan banyaknya PKL yang berdagang di atas taman dan ruang hijau Monas. Menurut dia, tak sedikit pedagang yang membuang sampah sembarangan dan menumpahkan minuman di atas rumput.

Sayangnya, personel Satpol PP dan Satpam UPT Monas hanya duduk-duduk melihat keadaan itu. "Mau jalan-jalan juga susah, sudah penuh sama PKL, mulai dari pintu masuk. Saya nyesel datang ke sini (PRJ Monas). Kirain beda dari yang lain," kata ibu satu anak tersebut.

Berbeda dengan Dinda dan Yanti, Adi (32), seorang warga asal Pondok Pinang, Jakarta Selatan, mengeluhkan tingginya harga parkir di PRJ Monas. Dia memarkir mobilnya di sisi timur Monas.

Pegawai negeri sipil (PNS) itu terpaksa memarkirkan kendaraannya di bahu jalan karena kapasitas parkir di Lapangan IRTI sudah tidak mencukupi. Dia mengaku dikenakan tarif Rp 20.000 untuk sekali parkir mobil.

"Kemarin saya baca di koran, katanya mau disediakan kantong parkir? Buktinya, parkir liar yang marak. Bikin macet pula," kata Adi.

Menanggapi semua keluhan itu, Ketua Panitia Penyelenggara PRJ Monas Mochamad Haris Pindratno menyatakan akan menjadikan hal ini sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan PRJ Monas pada tahun mendatang. Sebab, tahun ini merupakan tahun pertama Dinas Perindustrian dan Energi DKI menyelenggarakan PRJ Monas.

"Dengan keterbatasan waktu yang diberikan, kami sudah mencoba mempersiapkan semuanya secara maksimal. Namun, kami akan terus evaluasi. Semoga sampai selesai berjalan tertib," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com