Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mengintip" Harta Kekayaan Plt Sekda DKI Jakarta Wiriyatmoko

Kompas.com - 07/07/2014, 07:43 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Sesuai dengan rencana Pemprov DKI Jakarta melaporkan seluruh harta kekayaan pejabat di DKI kepada KPK, Pelaksana Tugas (Plt) Sekda DKI Jakarta Wiriyatmoko termasuk yang taat melaporkan hartanya. Dia telah mengisi formulir Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada KPK sebanyak dua kali.

Pria yang akrab disapa Moko itu telah melaporkan harta kekayaannya saat menjadi Kepala Dinas Tata Ruang pada 1 Desember 2008 dan saat menjadi Asisten Sekda bidang Pembangunan per 17 Januari 2014. ‎Total harta kekayaannya dari tahun 2008 hingga tahun 2014 terlihat meningkat. Dari total Rp 6.484.723.633 dan 95.000 dollar AS menjadi Rp 15.146.326.352 dan 6.109 dollar AS. 

‎Berdasarkan laman KPK, harta yang dimiliki oleh mantan Kepala Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) DKI Jakarta itu terdiri dari harta tidak bergerak, harta bergerak, logam mulia dan barang-barang antik, surat berharga, serta giro dan setara kas lainnya. 

 
Harta tidak bergerak atau tanah dan bangunannya, dari senilai Rp 2.099.571.000 pada tahun 2008, meningkat pesat menjadi Rp 9.944.372.000 di tahun 2014. Jumlah itu terdiri dari tanah bangunan seluas 123 meter persegi dan 400 meter persegi, di Jakarta Selatan, yang berasal dari hasil sendiri dan warisan, perolehan tahun 1985-1996 dari Rp 1.375.401.000 menjadi Rp 2.727.904.000. Kemudian, tanah dan bangunan seluas 834 meter persegi dan 300 meter persegi di Kabupaten Wonosobo yang berasal dari hasil sendiri, perolehan dari tahun 2005-2006, sebesar Rp 366.390.000.

Moko juga memiliki tanah seluas 2966 meter persegi di Jakarta Selatan yang berasal dari hibah, perolehan tahun 2011 senilai Rp 4.665.518.000. Ia memiliki tanah dan bangunan seluas 600 meter persegi dan 237 meter persegi di Kabupaten Wonosobo yang berasal dari hasil sendiri perolehan tahun 2005 senilai Rp 150.270.000. Namun, tanah itu kini telah dijual. ‎

Selain di Wonosobo dan Jakarta Selatan, Moko memiliki tanah dan bangunan seluas 3.415 meter persegi dan 400 meter persegi di Kota Tangerang Selatan. Tanah itu berasal dari hasil sendiri, perolehan tahun 2008 senilai Rp 2.184.560.000. 

 
Untuk harta bergerak, seperti transportasi dan mesin, totalnya ‎menurun dari Rp 880.000.000 menjadi Rp 494.000.000. Hal ini dikarenakan ada perubahan data atas pelaporan sebelumnya dan ada beberapa kendaraan yang sudah dijual. Yang terbaru, ia memiliki mobil merek Nissan Serena buatan tahun 2010, yang berasal dari hasil sendiri perolehan tahun 2010 senilai Rp 150.000.000, serta ‎motor merek Kawasaki Trail buatan tahun 2010 yang berasal dari hasil sendiri perolehan tahun 2010 senilai Rp 14.000.000‎.

Selain memiliki dua kendaraan itu, Moko juga tercatat memiliki ‎mobil merek Toyota Harrier (2007), yang berasal dari hasil sendiri senilai Rp 225.000.000. Serta ‎mobil merek Honda Jazz (2008) yang berasal dari hasil sendiri, senilai Rp 105.000.000‎. Sementara mobil merek Nissan X-Trail tahun 2006 senilai Rp 170.000.000 dan mobil Suzuki Vitara tahun buatan 2006 senilai Rp 165.000.000 telah dijualnya kepada pihak lain. 

 
Untuk harta bergerak lainnya, seperti logam mulia, batu mulia, dan barang-barang antik yang dimiliki Moko juga meningkat dari total Rp 2.390.000.000 menjadi Rp 2.987.000.000 pada tahun 2014. Logam mulia yang diperoleh dari hasil sendiri sejak 1989-2005, totalnya senilai Rp 500.000.000. Kemudian batu mulia, yang berasal dari hasil sendiri dan warisan perolehan tahun 1996-2005 sebesar Rp 1.450.000.000.

Barang-barang seni dan antik baru dimiliki pada tahun 2013 senilai Rp 150.000.000. ‎Benda bergerak lainnya yang berasal dari hasil sendiri, perolehan data dari tahun 1986-2013, meningkat dari total Rp 590.000.000 menjadi Rp 887.000.000. 

 
Total surat berharga yang dimiliki Moko hingga Januari 2014 lalu mencapai Rp 199.390.034. Sementara untuk giro dan setara kas lainnya juga meningkat pada tahun 2014. Dari Rp 1.115.152.633 dan 95.000 dollar AS menjadi Rp 1.521.564.318‎ dan 6.109 dollar AS. Peningkatan itu karena penambahan data harta kekayaan, penghapusan data karena telah dikonsumsi, dan perubahan atas data yang dilaporkan sebelumnya.

Moko yang juga kerap terancam dimutasi Plt Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama ini tercatat tidak memiliki utang maupun piutang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com