Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Jam Antre untuk Dapatkan Kupon Paket Sembako

Kompas.com - 13/07/2014, 15:29 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyambut Idul Fitri 1435 H, Yayasan Hati suci memberikan 2.500 kupon sembako kepada warga Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (13/7/2014).

Direktur Panti Asuhan Hati Suci, Fransisca Setiati, mengatakan bahwa mereka membagikan 2.500 kupon sembako dengan door to door ke rumah warga di daerah kawasan Kampung Bali, Tanah Abang.

Sisca mengatakan, kupon itu diberikan untuk meringankan beban warga dalam membeli kebutuhan bahan pokok yang umumnya meningkat jelang lebaran. Pasar murah ini juga bertujuan untuk mengumpulkan dana beasiswa pendidikan anak.

Menurut Sisca, paket kupon sembako ini bisa dipakai untuk membeli empat liter beras dengan harga Rp 10.000, seliter minyak goreng Rp 8.000, gula dua kilogram Rp 8.000, dan sebotol sirup Rp 12.000.

Kupon tersebut dibagi dalam beberapa warna, kupon beras berwarna biru, kupon minyak berwarna hijau, kupon gula berwarna merah muda, dan kupon sirup berwarna kuning.

Selain itu, ada pula kupon putih yang tidak dibagikan panitia, namun bisa dibeli langsung oleh warga, yaitu kupon mi instan. Enam bungkus mi dibanderol dengan harga Rp 5.000. Sisca menuturkan, sembako ini didapat dari perusahaan yang diminta oleh Yayasan Hati Suci. Sedangkan pakaian layak didapat dari donatur.

Seorang warga RT 11/03 Kampung Bali, Eni, mengaku sudah dua tahun mengikuti pasar murah. Selama ini, katanya, warga senang karena harganya jauh lebih murah dari harga pasar. "Murah. Ini sepaket totalnya Rp 39.000. Saya ini ada titipan 4 orang, kalau misal sendiri mah tidak segini banyaknya," kata Eni.

Sama halnya dengan Eni, Ita warga Jalan Kampung Bali X, mengaku telah dua jam mengantre untuk menukarkan kupon paket kepada panitia. Sebelum mengantre sembako, Ita telah membeli baju yang ditawarkan di beberapa blok pakaian.

"Ini sudah ada. Beli ya lumayan banyak. Tinggal sembako ini. Ini bagus kok tidak rusuh pas antre," kata Ita.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com