Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Gila Main Tuduh, Kontrak dari Zaman Fauzi Bowo

Kompas.com - 14/07/2014, 20:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku heran atas tudingan pengacara Himpunan Pedagang Pasar Hayam Wuruk Indah Lindeteves (HIPPWIL), Otto Hasibuan, terkait revitalisasi pasar tersebut.

Senin (14/7/2014) ini, Otto menggelar konferensi pers dan menilai Basuki sebagai kepala daerah berdiam diri dalam menyelesaikan dugaan mala-administrasi PD Pasar Jaya dalam revitalisasi Pasar Hayam Wuruk Indah Lindeteves.

"Gue ini baru datang ke DKI, mereka sudah kontrak," kata Basuki, di Jakarta Islamic Center (JIC), Koja, Jakarta Utara, malam ini.

Kontrak kerja sama revitalisasi pasar itu, kata dia, telah dilakukan sejak masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada Maret 2010.

Menurut dia, pada 25 Maret 2010, PD Pasar Jaya meminta pedagang untuk membuat surat pernyataan kesediaan mengikuti ketentuan selama revitalisasi.

Program itu juga telah disetujui oleh 60 persen pedagang "eksisting" (lama). Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2009 Pasal 7 Ayat 2 tentang pengelolaan area pasar, revitalisasi dapat dilakukan jika telah disetujui oleh 60 persen pedagang di sana.

"Dari zamannya Pak Fauzi Bowo juga sudah tanda tangan kontrak, gila main tuduh pakai Ombudsman segala. Padahal mereka (pedagang) sudah sering datang ke saya bawa-bawa surat rekomendasi Ombudsman," kata Ahok, sapaan Basuki.

Apabila PD Pasar Jaya melakukan tindakan diskriminasi kepada pedagang pasar "eksisting", ia menyarankan, HIPPWIL melaporkannya kepada pihak kepolisian.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 357 pedagang Pasar Hayam Wuruk Indah Lindeteves di Jalan Hayam Wuruk Raya, Jakarta Barat, melalui kuasa hukumnya Otto Hasibuan mendesak Basuki segera melaksanakan rekomendasi Ombudsman RI.

Pasalnya, Pasar HWI Lindeteves telah berdiri selama 20 tahun ketika PD Pasar Jaya berencana melakukan revitalisasi. Untuk itu, mereka meminta Hak Pemakaian Tempat Usaha (HPTU) para pedagang diperpanjang.

"Sayangnya saat mau memperpanjang, terjadi diskriminasi terhadap pedagang 'eksisting', dengan dipersulit memperpanjang sewa dan ada kenaikan harga yang luar biasa. Mereka pernah demo ke Balaikota dan Jokowi berjanji bakal menyelesaikan masalah ini. Tapi karena dia jadi capres, maka penyelesaiannya diserahkan ke Pak Ahok," kata Otto.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com