Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Bisnis Batu Akik di Lokasi "Harta Karun" Cilandak

Kompas.com - 04/08/2014, 11:30 WIB
Yohanes Debrito Neonnub

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Lokasi penggalian "harta karun" di Jalan Bango Raya, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, kini tampak sepi. Tidak ada lagi orang menggali batu di area tersebut untuk mencari batu akik atau batu permata yang memiliki nilai jual tinggi.

Kini, di lokasi tersebut hanya tampak beberapa pedagang yang menjual batu akik. Mereka memulai bisnis tersebut sejak lokasi penggalian mulai ditinggalkan warga, tiga bulan lalu.

"Hari ini buka lagi karena kemarin Lebaran libur. Kami di sini jual batu (akik) dari Kalimantan," kata salah satu penjual batu akik, Eri, di Jalan Bango Raya, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta, Senin (4/8/2014).

Eri menambahkan, dia dan penjual batu akik lainnya di tempat itu merupakan warga Pondok Labu. Mereka berjualan di area tersebut karena sudah dikenal oleh masyarakat yang suka "berburu" batu permata tersebut.

"Kalau yang masih berbentuk batu, harganya mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 50.000. Kalau udah jadi, yang paling mahal haganya Rp 150.000," ujar Eri sambil menunjuk beberapa koleksi batu akik jualannya.

Menurut dia, penghasilannya dari berjualan batu akik dalam sehari sangat bervariasi. "Kalau lagi ramai, ya bisa dapat sampai Rp 150.000. Kalau sepi, ya nggak dapat apa-apa," ujarnya lagi.

Pendapat senada disampaikan Heri, yang juga berjualan batu akik di lokasi tersebut. "Di sini kadang ramai, kadang juga sepi. Namanya juga bisnis, jadi harus sabar," ungkap Heri.

Dia menambahkan, harga batu ditentukan dari warna dan ukuran. "Semakin besar ukurannya dan warnanya cerah, harga makin mahal," ujar Heri memberi penjelasan.

Yang masih berbentuk batu utuh, sambung Heri, harganya masih di bawah harga batu jadi. "Kalau batu biasa king sapphire harganya Rp 50.000, tetapi kalau udah jadi yang ukuran kecil harganya Rp 100.000," pungkasnya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, ada empat pedagang yang berjualan persis di depan area bekas galian "harta karun" Cilandak. Mereka menjual berbagai jenis batu akik, seperti mata kucing, king sapphire, dan luk ula.

Keberadaan mereka cukup menarik minat sebagian pengendara motor yang berhenti sejenak untuk menanyakan harga batu-batu pertama tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, "harta karun" Cilandak ini sempat menghebohkan warga sekitar pada April lalu. Warga penasaran dengan cerita salah seorang warga yang menemukan batu, yang berharga mulai dari jutaan rupiah, di taman bekas perumahan tersebut.

Berita ini cepat menyebar sehingga banyak warga berdatangan memenuhi tempat tersebut untuk mencari batu permata. Kini, lokasi tersebut sudah tampak sepi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com