Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Sekolah Enam Hari Seminggu? Siswa Bukan Robot!

Kompas.com - 16/08/2014, 07:56 WIB
KOMPAS.com - Rencana Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyeragamkan waktu dan jam masuk sekolah menjadi enam hari mulai Senin hingga Sabtu dinilai kurang tepat. Waktu sekolah lima hari sudah ideal dan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar-mengajar. Melalui petisi online change.org, warga meminta pemerintah meninjau ulang kebijakan ini.

Kurikulum 2013 akan mewajibkan belajar efektif enam hari dalam seminggu dan prinsipnya yang setiap pertemuannya harus diberikan tugas. Siswa hanya diberikan satu hari untuk mengerjakan tugas sekolah yang belum tentu mereka kerjakan karena terlalu lelah? Satu hari untuk menjalani masa remaja mereka? Satu hari untuk menyalurkan kreativitas mereka? Cukupkah semua hal itu dilakukan dalam satu hari?

Setelah belajar delapan jam per hari, atau bahkan lebih, masihkah itu kurang? Bisa dibayangkan betapa lelahnya mereka? Dan itu hanya demi kertas sebanyak 20 paket berisi banyak pertanyaan yang entah bersumber dari mana. Yang dikatakan untuk masa depan kami? Ya, untuk masa depan kami yang hanya hidup untuk makan, bukan makan untuk hidup.

Entah apa yang disiapkan dari sistem pendidikan kita untuk masa depan nanti.

Kami, mereka, siswa Indonesia adalah generasi penerus bangsa. Tidak seharusnya diabaikan begitu saja tanpa didengar keluhannya.
KR

Kami bukan batu bata!
Gayuh Tri

Sebagai murid, saya sudah merasakan sekolah selama delapan jam selama lima hari saja sudah melelahkan, apalagi jika ditambah dengan Sabtu harus masuk
Hafika P

Pulangnya lama sama keenakan gurunya nyantai doang sambil main HP atau laptop.
Putu Surya Pranata

Kurikulum 2013 sama sekali membuat siswa menjadi tertekan untuk belajar.
Ichsan Ramadhani

Saya juga merasakan imbas dari Kurikulum 2013 yang menyita waktu saya.
Adnan Rakhmadi

Saya mohon untuk tidak seketat ini karena masih banyak kegiatan, khususnya hari Sabtu di SMA biasanya digunakan untuk, antara lain, rapat OSIS.
James Siahaan

Saya yakin, ada cara yang lebih baik untuk mendidik generasi muda Indonesia. Bukan dengan menjadikan mereka kerbau, yang kerja dan kerja tanpa kenal lelah, melainkan dengan menjadikan mereka manusia yang kompetitif dan kreatif.
Rizky Dea Tsabitah

Every moments of youth counts. True to that studying is important, but making memories when you’re still young is another aspect that is deeply etched into the hearts of students. We students need experience, and that is not only studies.
If this system is applied, we would not have enough time to socialize, have fun, and doing stuff to gain experience. The way it is now, you’re only going to make your plan backfire and wreck our minds. Sincerely, we’re humans, not robots in which you can chug in information to it non-stop as you please.
Alvin Rasyadi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com