Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Sekolah Hingga Sabtu Dianggap Kurangi Waktu Berkualitas Anak

Kompas.com - 09/08/2014, 16:23 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI terpilih dari DKI Jakarta, Fahira Fahmi Idris, menilai bahwa pelaksanaan waktu sekolah hingga enam hari dalam sepekan dapat mengurangi waktu berkualitas bagi anak-anak untuk melakukan aktivitas lain.

"Anak-anak, dia itu butuh ekstrakulikuler lain. Entah main bola kah, kegiatan sosial kah atau menari. Saya pikir waktu sekolah dari Senin sampai Jumat itu sudah cukup baik dibandingkan kembali lagi hari Sabtu bersekolah," kata Fahira, Sabtu (9/8/2014) di Jakarta.

Hal itu disampaiaknnya menanggai rencana Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk memberlakukan kegiatan belajar-mengajar di sekolah, baik SD, SMP, dan SMA, dari Senin hingga Sabtu. Hal tersebut untuk menyesuaikan dengan penerapan kurikulum 2013 yang berisi materi pelajaran lebih banyak (baca: Kurikulum 2013, Semua Pelajar di Jakarta Harus Sekolah pada Hari Sabtu).

Fahira berharap pemerintah provinsi memberikan penjelasan mengapa hal tersebut diberlakukan. "Saya inginnya agar pada saat memang diberlakukan, mereka jelaskan, alasannya apa sih. Kalau alasannya baik, mungkin kita bisa terima. Tetapi kalau mereka tidak menjelaskan, melainkan tiba-tiba ada peraturan itu, akhirnya membuat praduga yang sangat buruk," ujarnya.

Putri politisi Partai Golkar Fahmi Idris itu tidak ingin hal ini terjadi seperti kebijakan menggunakan pakaian adat setiap Jumat bagi siswa SMP dan SMA. Dalam kebijakan pakaian adat itu, kata Fahira, Pemprov DKI memberikan surat edaran kepada sekolah tanpa berdiskusi dahulu kepada pihak terkait ataupun masyarakat pelakunya.

"Kan baiknya bila ada kebijakan itu dikomunikasikan. Mereka sosialisasikan dengan masyarakat, apa baiknya dan tidak baiknya. Jangan diterapkan sewaktu-waktu, akhirnya buat protes," kata Ketua Yayasan Anak Bangsa Mandiri itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com