Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keberatan Mobil Dinas DPRD DKI, Adik Uje Pengin Motor "Matic"

Kompas.com - 28/08/2014, 10:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta periode 2014-2019, Fajar Sidik, menolak menggunakan mobil dinas Toyota Altis yang harganya sekitar Rp 400 juta. Adik mendiang Jefri Al Buchori (Uje) ini berpendapat, mobil dinas cukup Toyota Innova saja.

Toyota Altis dianggap Fajar tidak efektif untuk mendukung kinerja anggota DPRD DKI, terutama saat meninjau wilayah yang terkena dampak banjir.

"Dengar-dengar kendaraan dinas masih sama seperti periode lalu, Toyota Altis, tetapi beda tipe saja. Kalau saya pribadi lebih memilih mobil dinas yang MPV seperti Kijang Innova," kata Fajar kepada Warta Kota di Balaikota Jakarta, beberapa waktu lalu.

Bahkan Fajar pernah menyampaikan keinginannya untuk menggunakan kendaraan roda dua ketika bekerja di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Sebab, rumahnya di kawasan Mangga Dua, Jakarta Utara, terkenal dengan kemacetan yang cukup parah.

"Saya lebih enak naik motor sih kalau kerja. Naik motor matic saja. Walaupun rumah di Banten, ada Kawasaki Ninja dan motor gede lainnya," ucapnya.

Sementara itu, anggota DPRD DKI dari PDI-P, Elizabeth CH, mengaku akan menggunakan mobil dinas jenis apa pun yang diberikan kepadanya.

"Enggak enak juga kalau mobil dinas tidak dipakai. Kalau sudah diberikan mobil, ya harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya," kata politisi PDI-P itu.

Memang, kata dia, lebih nyaman menggunakan ojek ketika bekerja. Namun, kini dia harus menyesuaikan diri karena sudah dilantik menjadi anggota DPRD DKI periode 2014-2019.

"Lebih enak memang bekerja naik ojek. Tapi, kita harus fleksibel juga karena bukan hanya rakyat yang ditemui," ucapnya.

Ketika ditanya kendaraan dinas yang diinginkan, dia mengatakan lebih suka memilih jenis MPV seperti Toyota Kijang Innova.

"Enakan sih menggunakan Toyota Kijang Innova dibandingkan pakai sedan. Tapi apa saja akan saya gunakan," katanya.

Sedangkan Ketua sementara DPRD DKI Jhonny Simanjuntak enggan menanggapi perihal kendaraan dinas ini. Sebab, kata dia, mobilnya saat ini pun belum ada.

"Saya belum bisa komentarlah soal mobil dinas. Mau komentar kalau mobil dinasnya belum ada bagaimana," ujarnya.

Politisi PDI-P itu lebih memilih fokus memikirkan rancangan tata tertib dan pembentukan fraksi di DPRD DKI. Namun, dia mengaku akan menggunakan mobil dinas jika memang diberikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com