Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra: Secara Etika, Pendamping Ahok Harusnya dari Gerindra

Kompas.com - 27/08/2014, 18:20 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, Mohammad Sanusi, mengatakan, secara etika politik, seharusnya pihak yang berhak mengajukan nama calon Wakil Gubernur DKI yang baru adalah Gerindra, dan bukan PDI Perjuangan.

"Jadi kalau bicara etika, harusnya malah ini porsi miliknya Gerindra," katanya kepada Kompas.com, Rabu (27/8/2014).

Sanusi menilai, pada Pilkada DKI 2012, ada kesepakatan bahwa posisi gubernur adalah milik PDI-P yang diwakili oleh Joko "Jokowi" Widodo, sementara wakilnya milik Gerindra yang diwakili Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.

"Kalau Pak Basuki kemudian naik menjadi gubernur itu bukan karena diusulkan, tapi karena amanat konstitusi yang juga didasarkan atas etika yang disepakati di awal," jelas dia.

Meski demikian, Sanusi mengatakan Gerindra tidak akan egois memaksakan kedua calon harus dari pihak mereka. Sesuai UU 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, jabatan kepala daerah diusung oleh partai pengusung, dalam hal ini partai pengusung ada dua, yakni PDI-P dan Gerindra.

"Gerindra tetap mempersilakan PDI-P untuk mengajukan. Jadi Gerindra 1, PDI-P 1. Nanti biar anggota DPRD yang memilih," ujar pria yang akrab disapa Uci itu.

Sebelumnya, Sanusi mengatakan, ada kemungkinan partainya akan mengusung calon non-kader. Tak hanya itu, Gerindra nantinya juga akan mempertimbangkan masukan Ahok mengenai figur yang pas untuk mendampinginya.

Sanusi menjelaskan, partainya telah pernah beberapa kali mengusung calon non-kader pada beberapa pemilihan kepala daerah, seperti saat mengusung Ahok sebagai cawagub mendampingi Jokowi pada Pilkada DKI 2012, dan Ridwan Kamil sebagai calon wali kota pada Pilwako Bandung 2013.

"Gerindra itu unik. Jadi nanti yang diusung bisa kader, bisa juga non-kader. Contohnya Ahok dan Ridwan Kamil bukan kader Gerindra. Kita nanti akan menyerap keinginan Pak Ahok, dan menyelaraskannya dengan keputusan partai," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com