Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Margonda Tidak Separah Jalan Protokol Jakarta"

Kompas.com - 15/09/2014, 14:10 WIB

DEPOK, KOMPAS.com - Kemacetan di jalan utama Kota Depok, Jalan Margonda, tidaklah separah kemacetan di sejumlah jalan protokol Jakarta, yang mengular hingga beberapa kilometer. Kemacetan di Jalan Margonda pada jam sibuk setiap han hanya terjadi sesaat saja, bahkan masih relatif mudah ditembus dengan sepeda motor.

"Kemacetan di Jalan Margonda tak separah di Jakarta. Terutama setelah ruas jalan ini dilebarkan, maka kemacetan di sini relatif cepat terurai. Justru di ruas jalan lain di Depok, ada kemacetan yang lebih parah," kata Tumpak (29), jurnalis media massa nasional yang sudah lebih dari 5 tahun bertugas di wilayah Depok.

Menurut Tumpak, kemacetan di ruas Jalan Margonda yang merupakan jantung utama Kota Depok sekaligus pusat bisnis ini, terjadi secara kasuistis.

"Jika ada genangan air karena drainase yang enggak beres, barulah ada kemacetan panjang," ujarnya.

Selain itu, tuturnya, kemacetan yang lebih parah dari biasanya di Jalan Margonda justru kerap terjadi pada saat akhir pekan. Sebab, saat itulah banyak warga masyarakat yang menghabiskan waktu luangnya mengunjungi mal atau pusat perbelanjaan, kafe, tempat makan dan pertokoan yang ada di hampir di sepanjang Jalan Margonda.

"Tapi ini pun tidak selalu terjadi. Pada akhir pekan di tanggal tua, biasanya ini tidak terjadi. Mungkin saat itu, masyarakat sudah kehabisan uang sehingga mengurungkan niatnya ke pusat perbelanjam, kafe, tempat makan dan pertokoan," ujarnya.

Lampu merah pertigaan

Walaupun begitu, kata dia, masih banyak yang harus dibenahi di Jalan Margonda agar potensi, kemacetan seperti di Jakarta tidak terjadi di Jalan Margonda. Di antaranya adalah pedagang kaki lima yang dibiarkan masuk ke ruas jalan di beberapa titik terutama di depan ITC Depok, parkir kendaraan di sisi jalan di sepanjang Jalan Margonda, serta terminal bayangan di depan gang menuju Stastun UI Depok di kawasan Beji.

"Selain itu tidak adanya jembatan penyeberangan orang (JPO) yang memadai membuat pejalan kaki menyeberang jalan di tempat, yang tak terduga sehingga pengendara harus terpaksa melambatkan kendaraannya," kata dia.

Pantauan Warta Kota, perlambatan 2.179 kendaraan di Jalan Margonda secara wajar terjadi menjelang lampu merah, seperti di pertigaan arah Jalan Arif Rahman Hakim, pertigaan arah Jalan Juanda, serta pertigaan arah Jalan Tole Iskandar. Perlambatan kendaraan juga terjadi di depan Terminal Terpadu Depok karena adanya angkutan umum yang keluar masuk terminal.

Hal serupa juga terjadi depan Depok Town Square, di depan Plasa Depok, di depan Margo City, serta di depan Perumahan Pesona Kahyangan.Pada jam pulang kerja sejak pukul 19.00 sampat pukul 21.00, ketersendatan arus kendaraan, terutama untuk roda empat, biasa terjadi di ruas jalan arah ke Jakarta mulai dari depan Margo City sampai lampu merah di pertigaan arah ke Jalan Juanda.

Namun, sekali lagi, kemacetan di Jalan Margonda memana separah di jalan protokol Jakarta, walau perlambatan kendaraan terkadang memang cukup menganggu. (bum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com