Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Angkot di Jakarta Tak Dapat Perintah Mogok Massal

Kompas.com - 19/11/2014, 10:18 WIB
Desy Selviany

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Organda Jakarta menetapkan tidak ikut mogok nasional. Hal ini terlihat di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, yang tetap dipenuhi oleh angkutan umum yang membawa penumpang.

Latif (25), sopir metromini 69 jurusan Ciledug-Blok M mengaku tidak mengetahui mengenai aksi mogok nasional yang di wacanakan oleh Organda (Organisasi Angkutan Darat).

"Selama ini belum denger masalah mogok nasional, kalo mogok pasti di kasih kabar, tapi tadi di Terminal Blok M juga metromini lain ramai kaya biasanya," kata dia kepada Kompas.com, Rabu (19/11/2014).

Akan tetapi, Latif mengaku akan ikut mogok nasional bila mogok nasional benar terjadi.

"Kalo misalnya jadi mogok siang ini misalnya, ya mau enggak mau kita ikut. Mendingan mobil pulangin dari pada nantinya malah kenapa-kenapa," katanya lagi.

Hal senada juga di ungkapkan oleh Lili (38), sopir angkutan C13. Dia mengaku tidak mendapat kabar mengenai mogok massal angkutan umum. Namun, dia mengaku sudah mendengarnya melalui siaran televisi.

"Tapi ya kalo semua kompak mogok, pasti ikut. Karena nanti pasti di suruh pulang sama trayek lain kalo tetep paksain jalan. Tapi enggak tau dah, entar siangan dah. Kalo sampe sekarang sih masih jalan kaya biasa," jelasnya.

Sarkim (48), Ketua KKSU (Kelompok Kerja Subunit) Organda Kota Tangerang, mengaku hanya mendengar isu-isu saja perihal mogok nasional. "Kalo dari Organda Tangerang sendiri sih belum ada instruksi untuk aksi mogok nasional. Kalo sudah ada instruksi juga pasti nanti kita suruh sopir buat stop jalan dulu," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com