Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bom Waktu" di Jalanan Ibu Kota

Kompas.com - 27/11/2014, 14:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Ribuan kendaraan angkutan tak layak jalan dengan buku kir palsu diperkirakan berkeliaran di jalanan Ibu Kota dan sekitarnya setiap hari. Kondisi itu bisa menjadi ”bom waktu” karena kendaraan-kendaraan tak laik jalan itu bisa menyebabkan kecelakaan fatal.

Hal itu terungkap setelah polisi menangkap komplotan pemalsu dokumen dan perlengkapan uji berkala kendaraan alias kir di Tambun Rengas, Kelurahan Cakung Timur, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Komplotan itu diduga telah mengeluarkan sedikitnya 3.500 buku kir palsu selama enam bulan beroperasi di tempat uji kir Ujung Menteng, Cakung.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Rabu (26/11), di Jakarta, mengatakan, komplotan itu ditangkap Subdirektorat Reserse Mobil (Resmob) setelah mendapat laporan dari masyarakat. ”Pemalsuan uji kir ini, selain merugikan masyarakat, juga sangat berbahaya karena kendaraan yang sebenarnya tak laik jalan tetap bisa jalan karena seolah-olah punya kir,” kata Rikwanto.

Tiga anggota komplotan yang ditangkap itu berinisial BN (41), TSB (19), dan BNS (25). Polisi juga masih memburu tiga orang lagi yang merupakan anggota komplotan tersebut.

Dari tangan para tersangka, polisi menyita antara lain 350 kartu uji berkala (buku kir) warna biru dan 10 buku kir siap pakai, 900 pasang pelat tanda uji berkala berikut 15 pasang pelat tanda uji siap pakai, dan 1 palu. Kemudian, 50 logam alat ketok huruf pelat dan 10 lembar stiker hologram IBM, 80 lembar surat izin usaha dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta, 50 lembar blangko izin usaha angkutan Kabupaten Bekasi, dan 40 lembar masa berlaku uji berkala.

Dari pengakuan BN, mereka telah beroperasi selama enam bulan terakhir di Cakung. ”Tidak tentu dapatnya, tetapi sehari bisa dapat sekitar 30 kendaraan,” kata BN. Ia juga mengaku menyasar pemilik kendaraan yang dinyatakan tidak lolos uji kir. ”Untuk satu buku kir biayanya Rp 50.000,” ujar BN, yang membantah bekerja sama dengan pegawai di tempat uji kir.

Menurut Kepala Subdirektorat Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Didik Sugiarto, dengan hitungan kasar, pelaku telah mengeluarkan setidaknya 3.500 buku kir palsu. ”Jika dirata-rata 30 buku kir sehari selama enam bulan, bisa setidaknya 3.500 buku kir palsu dikeluarkan untuk kendaraan yang tak laik jalan,” kata Didik.

Terus berkeliaran

Berdasarkan pemantauan Kompas, angkutan umum yang tidak memiliki kelengkapan keselamatan yang cukup juga terus berkeliaran di jalanan Jakarta. Mikrolet jurusan Tanah Abang-Kebayoran Lama yang dikemudikan Rusli (57), misalnya, tidak memiliki lampu sein, klakson, dan spidometer. ”Kalau saat uji kir, saya tidak tahu, soalnya saya cuma pengemudi, bukan pemilik. Saya tahunya cuma mengemudi,” ujar Rusli, kemarin.

Hendra (26), pekerja di Tanah Abang yang setiap hari menggunakan mikrolet, mengatakan, dirinya selalu merasa waswas dan sedikit takut saat naik angkutan umum itu. ”Soalnya, sudah yang dipakai mobil tua, pengemudinya juga ugal-ugalan. Tetapi mau bagaimana lagi, angkot atau metromini adalah angkutan yang paling murah dan banyak. Jadi tetap saya gunakan,” ujarnya.

Di Kota Depok, Jawa Barat, Rabu, sejumlah angkutan umum tak layak jalan tetap beroperasi seperti biasa. Hal itu diakui Hartanto (44), pemilik dua bus Kopaja 63 jurusan Depok-Blok M yang telah berusia lebih dari 20 tahun. Bus-bus itu mengeluarkan asap hitam pekat dari knalpot.

Hartanto mengatakan, busnya tidak dilengkapi kartu uji berkala. ”Kalau bus ini ikut uji kelayakan, saya yakin bus tidak akan lolos uji kir,” kata Hartanto. Menurut dia, jumlah setoran yang tidak mencapai target membuatnya kesulitan merawat bus.

Gianto (47), pengurus lapangan Kopaja 63, mengatakan, banyak pemilik bus gulung tikar karena tidak mampu merawat bus. Dari 44 bus Kopaja 63, saat ini yang masih beroperasi hanya 18 bus. ”Umumnya, kondisi bus sudah kurang baik,” katanya.

Direktur PT Mayasari Bakti Arifin Azhari mengatakan, fakta memprihatinkan ini terjadi karena masih banyak angkutan umum yang dikelola secara perorangan. ”Pengelolaan seperti ini membuat pengawasan kurang, kendaraan terlalu dipaksakan beroperasi mengejar pemasukan,” kata Arifin.

Sekretaris Unit Bus Kota DPD Organda DKI Jakarta Azas Tigor Nainggolan mengatakan, ada berbagai kesulitan yang sengaja dibangun di lapangan sehingga pemilik kendaraan angkutan terpaksa melakukan manuver, seperti uji kir aspal (asli tetapi palsu).

Saat ini saja, kata Tigor, pemilik kendaraan kesulitan melakukan uji kir karena beberapa lokasi uji kir ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Akibatnya, pemilik kendaraan harus antre berhari-hari untuk mengikuti uji kir. Sementara waktu yang diperlukan untuk uji kir minimal tiga hari, yaitu dua hari untuk perbaikan bodi dan mesin serta untuk proses uji kir.

Menurut Tigor, sistem yang diterapkan di tempat uji kir juga salah kaprah. Pemohon uji kir yang tidak lulus tak pernah diberi tahu kesalahannya. Petugas justru sering meminta pemohon memberikan uang pelicin. Uji kir metromini yang seharusnya Rp 89.000 per unit bisa digelembungkan menjadi Rp 200.000 per unit.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar meminta praktik pemalsuan buku kir itu diusut tuntas. Pihaknya juga akan lebih mengintensifkan pengawasan di lapangan.

Dia mengungkapkan, pengawasan di lapangan memang sulit karena buku kir asli dan palsu nyaris serupa. ”Apabila terlihat kondisi fisik sudah tidak layak, tetapi bukti uji kir masih berlaku, tentu patut dicurigai sebagai buku kir palsu,” ujar Akbar.

Koordinator Wilayah Pos Pengujian Kendaraan Bermotor Cilincing Henky Suhendra menyatakan, selama ini pihaknya belum pernah mendapati buku uji palsu. Dia menyatakan tidak ingin main-main dalam uji kir. ”Jika memang tidak memenuhi syarat, petugas tak akan meloloskannya. Sepanjang tahun 2013 ada 1.033 truk dari total 70.955 truk pemohon yang tidak lulus ujian,” kata Henky. (JAL/FRO/NDY/RTS/MKN/RAY/DNA/DEA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com