Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Tak Masalah Didemo Tiap Hari karena Tak Revisi Nilai UMP

Kompas.com - 10/12/2014, 13:05 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku santai atas berbagai aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh buruh karena menuntut revisi nilai upah minimum provinsi (UMP) DKI 2015.

Pria yang akrab disapa Ahok itu menegaskan tidak akan mengubah nilai UMP DKI 2015 yang telah ditetapkan yakni Rp 2,7 juta.

"Yah mau gimana lagi, kalau (buruh) mau demo, ya demo sajalah. Kan waktu itu juga sudah diperhitungkan unsur (kenaikan) BBM, mereka enggak ada dasar tuntutan (revisi) ya saya tolak," tegas Ahok, di Balaikota, Rabu (10/12/2014).

Ahok menegaskan tugasnya sebagai pemerintah adalah untuk mewujudkan keadilan sosial. Ahok menyatakan dia tidak ingin keputusan pemerintah memberatkan pihak buruh maupun pengusaha. Oleh karena itu diambil jalan tengah dalam memutuskan nilai UMP.

Dalam memutuskan nilai UMP DKI 2015, kata Ahok, berulang kali ia sudah membantu buruh. Misalnya penggantian komponen tepung terigu dengan mi instan. Kemudian, Ahok mengaku memperjuangkan unsur pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Namun ia tidak ingin memperjuangkan pertambahan komponen hiburan seperti menonton film di bioskop 21.

"Kalau tuntutan yang tidak masuk akal, ya kami tolak, fair saja. Tapi tadi kata Pak Tahir (pendiri Tahir Foundation), turis asing demen (suka) ke Jakarta itu karena ada demo, banjir, macet. Jadi tontonan khusus yang tidak ada di negara lain. Yah dipikir-pikir (demo buruh) bagus juga, nambah objek wisata. Ha-ha-ha," kata Ahok disertai tawa.

Di samping itu, lanjut dia, buruh DKI mendapat jaminan kesehatan dan pendidikan dari pemerintah. Anak-anak buruh mendapatkan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Mereka juga akan mendapat BPJS Kesehatan.

Ahok pun membuka pintu untuk melakukan negosiasi dengan buruh. "Saya setiap hari terbuka negosiasi. Tapi kalau alasannya tidak tepat buat apa negosiasi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com