”Jumlah kebocoran air di seluruh Jakarta mencapai 40 persen per tahun dan wilayah Jakarta Utara menyumbang lebih dari separuhnya. Bahkan, jumlah sebenarnya jauh lebih banyak daripada titik tersebut. Oleh karena itu, harus ada sinergi antarpihak yang berwenang,” kata Presiden Direktur PT Aetra Air Jakarta Mohamad Selim dalam penandatanganan kerja sama dengan Kepolisian Resor Jakarta Utara, di Jakarta, Senin (22/12).
Hadir dalam acara itu Penjabat Wali Kota Jakarta Utara Tri Kurniadi, Direktur Utama PAM Jaya Sriwidayanto Kaderi, dan Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara Komisaris Azhar Nugroho.
Menurut Selim, dengan jumlah petugas sekitar 20 orang, jumlah titik yang bisa ditemukan tidak mencapai 20 persen dari jumlah sebenarnya. ”Mungkin mencapai 10 kali lipat. Karena itu, kami akan menambah petugas dua kali lipat daripada sebelumnya,” tambahnya.
Data Aetra menunjukkan, dari 1.480 titik temuan, 69 persen di antaranya dilakukan pelanggan resmi. Sementara 31 persen lainnya dilakukan oleh oknum bukan pelanggan. Dari total temuan itu, sekitar 600.000 kubik air mampu diselamatkan.
Kendala terbesar, kata Selim, adalah banyaknya permukiman kumuh dan rendahnya pendapatan masyarakat. ”Dengan kerja sama kepolisian, kami berharap ada yang bisa ditindak dan membuat jera. Sebab, selama ini seperti susah ditangani,” kata Selim.
Kasat Reskrim Pores Jakarta Utara Azhar Nugroho menambahkan, pihaknya akan serius menangani hal ini. Ia berkomitmen memberantas pencurian air ke depan. ”Pencuri bisa dipidana dengan ancaman hukuman paling lama 5 tahun penjara,” ucapnya.
Penjabat Wali Kota Jakarta Utara Tri Kurniadi menambahkan, pihaknya berharap agar hal ini tidak hanya formalitas belaka, tetapi juga mampu berlanjut secara kontinu hingga pencurian air bisa ditangani.
Target 10 persen
Jumlah pencurian air di wilayah Strategic Bisnis Unit (SBU) Aetra Utara mencapai 46 persen. Pada 2015, Aetra menargetkan penurunan pencurian air sebesar 10 persen.
”Artinya, ada penurunan yang cukup besar. Tentunya hal tersebut memerlukan kerja keras dari semua pihak,” kata Dirut PAM Jaya Sriwidayanto Kaderi.
Menurut Sriwidayanto, hasil kerja selama ini belum memuaskan. Ia mengingatkan perlunya penambahan layanan. Penambahan pipa jaringan terus dilakukan untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Rehabilitasi perpipaan dianggarkan sekitar Rp 30 miliar, terutama difokuskan di daerah yang rawan pencurian.
”Akan tetapi, penindakan pencurian air adalah yang utama. Sebab, dari target 10 persen itu, 7 persen mampu disumbang dari penyelamatan pencurian air,” kata Selim. (JAL)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.