Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Perintahkan APTB Dihapus, Pejabat Dishub "Bela" Pristono

Kompas.com - 07/01/2015, 11:05 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Gubernur DKI Jakarta menginstruksikan Dinas Perhubungan DKI untuk tegas memberhentikan operasional bus angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB) dan digabung dengan pengelolaan PT Transjakarta. Bahkan, ia mengancam bakal memecat Kepala Dinas Perhubungan DKI Benjamin Bukit jika tak berani tegas terhadap keberadaan APTB.

Menanggapi hal itu, Benjamin mengaku akan melihat lebih jauh kesalahan-kesalahan yang dilakukan operator APTB. "Misalnya, kesalahan dalam perjalanan atau suka keluar masuk jalur transjakarta, itu kesalahan yang jelas. Yang melakukan kesalahan, ya langsung dihukum, kita lihat saja," kata Benjamin, Selasa (6/1/2015).

Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI Jakarta Emanuel Kristanto menjelaskan alasan Udar Pristono, mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI, mengadakan serta memberikan trayek pada bus APTB. Ia mengatakan, saat itu, Dishub berencana meningkatkan pelayanan bus kota ekonomi menjadi bus kota yang nyaman serta dilengkapi penyejuk udara. Kemudian, bus kota itu dirancang dengan deck tinggi dan bisa melintasi jalur transjakarta.

"Dulu, zaman Pak Pristono itu kan bus transjakartanya masih kurang dan koridor transjakarta masih banyak yang kosong. Nah, dulu bus kota diminta masuk ke jalur transjakarta dengan syarat berbagai perbaikan, makanya jadilah APTB," kata Emanuel.

Senada dengan Benjamin, ia pun bakal mengkaji lebih lanjut perihal penggabungan APTB dengan PT Transjakarta.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan, proyek APTB merupakan proyek yang salah dan hanya menghabiskan anggaran. Ia menginginkan pemberhentian operasional APTB dan digabung dengan pengelolaan transjakarta. Bahkan, Basuki mengatakan, alasan ia memecat dua Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono dan Muhammad Akbar ialah karena mereka tak berani menghentikan operasional APTB.

"Kemarin (saat kepemimpinan Pristono dan Akbar), saya sudah bilang sama Dishub DKI untuk stop operasi APTB, ternyata enggak jalan. Kalau Kadishub sekarang enggak bisa menjalankan lagi, saya ganti lagi Kadishubnya," kata Basuki.

Menurut dia, proyek APTB ini merupakan "permainan" Dishub DKI era Udar Pristono. ‎Saat itu, menurut Basuki, Dishub DKI memprioritaskan untuk membeli izin trayek kepada APTB dibanding memperluas rute transjakarta.

Ke depannya, Basuki berencana menghapus trayek APTB dan menggabungkannya dengan pengelolaan PT Transjakarta. ‎Apabila operator APTB sudah berada di bawah pengelolaan PT Transjakarta, APTB akan terintegrasi dengan sistem pembayaran yang baru, yakni rupiah per kilometer, sehingga tidak ada lagi bus APTB yang mengetem sembarangan serta menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat.‎

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com