Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Akan Ditertibkan, Pedagang Mengaku Bayar Rp 3,5 Juta Per Tahun ke Petugas

Kompas.com - 05/02/2015, 21:42 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Penertiban bangunan di atas saluran yang dilakukan Pemerintah Kota Adminstrasi Jakarta Selatan di Jalan Bungur Raya, Kebayoran Lama Utara, Kamis (5/2/2015) pagi, tidak berjalan lancar. Ini karena dalam penertiban bangunan liar itu, ada seorang pedagang soto betawi yang menolak untuk ditertibkan.

Padahal dua bangunan lain yaitu seperti warung rokok dan tukang tambal ban sudah rata dengan tanah karena ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Sekitar pukul 08.30, Saminten (50) kaget bangunan tempat berjualannya ingin dihancurkan oleh aparat Satpol PP.

Dia mengaku sudah membayar sewa lapak pedagang kaki lima (PKL) berukuran 2 meter x 50 sentimeter kepada oknum aparat Kelurahan Kebayoran Lama Selatan. Uang yang dikeluarkannya tak tanggung-tanggung yaitu Rp 3,5 juta per tahun untuk berdagang soto.

"Kalau dulu saya bayar per bulan sebesar Rp 450.000 kepada Pak Dori (oknum-red) yang bekerja di kantor kelurahan Kebayoran Lama Selatan. Sudah empat tahun ini bayarnya per tahun," kata wanita yang berdagang sejak delapan tahun lalu di lapak dagangannya yang masih berdiri tegak di Jalan Bungur Raya.

Ibu dari tiga orang anak itu menceritakan tentang pungutan liar yang dilakukan aparat Kelurahan Kebayoran Baru Selatan itu. Menurut dia, bangunan itu sebelumnya ditempati oleh Ketua RW. Namun, karena sudah tidak ditempatkan, sejak 2006 dia mulai menyewa lapak itu.

"Pak Dori yang selalu mengambil uangnya. Dia minta duit sewa karena yang bangun," kata wanita asli Klaten, Jawa Tengah itu.

Kata dia, Kelurahan baru memberitahu dua kali sebelum mau melakukan penertiban. Sehingga, dia diberi waktu satu hari untuk tidak berdagang kembali.

"Tadi pas penertiban semua belanjaan saya sudah dimasak dalam dua panci besar. Masa enggak jualan padahal semuanya belanjaan sudah dimasak," ujarnya.

Selama satu hari, dia mengaku bisa mengantongi keuntungan sebesar Rp 100.000. Untuk satu porsi soto betawi dia menjual dengan harga Rp 12.000.

"Kalau dibongkar saya mau jualan di mana? Semua langganan sudah tahunya di sini semua. Baik karyawan dan orang-orang kelurahan atau kecamatan," kata dia.

Saminten mengaku sempat dimarahi oleh Dori karena melaporkan hal itu kepada Wakil Wali Kota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi. Padahal, dia hanya berusaha untuk jujur dan mengungkap fakta adanya pungutan liar dari oknum aparat.

"Sekarang kuitansi sewa lapak saya sudah dibawa Pak Wakil Wali Kota. Saya sebenarnya mau saja didata dan menjadi pedagang binaan Pemprov DKI. Tetapi, harus tahu mau jualan di mana," kata dia.

Kabur

Warta Kota mencoba menyusuri Kantor Kelurahan Kebayoran Lama Selatan. Diketahui, Dori adalah nama panggilan staf dari kelurahan yang mempunyai nama asli Amsori Masu'd.

Dengan menggunakan batik dan jaket berwarna hitam, Dori kabur dengan membawa motor keluar dari kantor Kelurahan. Ketika dipanggil dia tidak menyahut panggilan itu.

Padahal, jurnalis ingin mencoba konfirmasi soal pungutan liar yang dituduhkan kepadanya. (Bintang Pradewo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com