Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kepala Stasiun Sudirman Dimarahi Penumpang Tiap Hari

Kompas.com - 13/02/2015, 17:42 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Stasiun Sudirman, Supriyanto, bercerita, dia dimarahi penumpang Commuter Line hampir setiap hari, terutama pada pagi hari ketika warga yang hendak berangkat ke kantor berdatangan.

"Saya kan biasanya pagi-pagi pantau anak buah saya bertugas," ujar Supriyanto di Stasiun Sudirman, Jumat (13/2/2015). Supriyanto mengatakan, ketika itu, dia sering menerima amarah penumpang kereta.

Biasanya, mereka marah kepada Supriyanto karena pengerjaan eskalator di peron satu stasiun itu tidak kunjung selesai. Mereka juga marah karena kerap berdesak-desakan di stasiun tiap pagi.

Mengenai eskalator, Supriyanto mengatakan, proses pergantiannya tidak bisa dilakukan secara kilat. Hal ini disebabkan pekerja yang mengganti eskalator hanya bekerja pada malam hari.

Dia mengatakan, pengerjaan eskalator dilakukan pada malam hari demi kenyamanan penumpang. "Nanti kalau saya biarkan kerja di siang hari, pasti pada marah lagi karena dianggap mengganggu," ujar Supriyanto.

Selain itu, kata Supriyanto, dia juga sering menerima komplain dari penumpang karena petugas keamanan di stasiun itu minim. [Baca: Penumpang Keluhkan Pergantian Eskalator Stasiun Sudirman Tidak Kunjung Selesai]

Padahal, Supriyadi telah menambah petugas keamanan di tiap-tiap peron tiap harinya. Penumpang merasa petugas keamanan yang kurang menyebabkan kondisi stasiun yang berdesakan menjadi rawan.

"Tolong gimana sih Pak. Kok malah diem aja. Jangan diem aja dong. Tambahkan petugas keamanannya," ujar Supriyanto menirukan ucapan penumpang yang marah kepadanya.

Akan tetapi, Supriyanto menganggap amarah penumpang masih tergolong wajar. Setidaknya, amarah disampaikan tidak dengan cara-cara kasar seperti memukul. Dia pun maklum karena pekerjaannya memang untuk melayani masyarakat.

"Untungnya tiap pagi saya sarapan dulu. Amarah dari penumpang itu jadi 'sarapan' kedua saya tiap hari. Ya sudah, namanya juga pelayan jasa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com