Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begal Marak, Pengojek Selektif Bawa Penumpang

Kompas.com - 24/02/2015, 14:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi begal sepeda motor, akhir-akhir ini, terus menebar teror. Warga takut beraktivitas di malam hari karena khawatir menjadi korban perampasan sepeda motor. Sebagian pengojek selektif mengangkut penumpang. Bahkan, ada yang menghindari beroperasi pada malam hari.

Sekitar 200 tukang ojek di Juanda, Margonda, Depok, Jawa Barat, menghindari beroperasi pada malam hari. Jalan sepanjang 4 kilometer dari Jalan Juanda menuju Jalan Margonda tergolong rawan aksi pembegalan yang dilakukan kelompok bersenjata. Para pembegal tidak tanggung-tanggung membunuh korbannya, baik laki-laki maupun perempuan. Hal itu membuat tukang ojek enggan beroperasi di malam hari.

Noto (54), tukang ojek Juanda, mengaku dirinya sudah hampir 20 tahun beroperasi di wilayah Depok, khususnya Juanda sampai Margonda. ”Sejak banyak kasus begal, enggak ada yang berani narik di malam hari,” katanya.

Selama menjadi tukang ojek, Noto dan teman-temannya selalu beroperasi di malam hari, bahkan sampai pagi hari. ”Kalau lagi banyak penumpang bisa sampai pagi ngojek,” katanya.

Hal yang sama dirasakan Syamsuri (43), tukang ojek di Gas Alam. Ia mengatakan, sehari hanya beroperasi sampai pukul 21.30. ”Lima bulan terakhir saya tidak pernah lagi ngojek lewat dari pukul 10.00,” katanya.

Sani (41), tukang ojek di Duri Kepa Selatan, Jakarta Barat, mengatakan, isu begal dan penusukan sopir taksi cukup menyita perhatiannya.

Beberapa tukang ojek kini lebih selektif saat menerima pesanan pelanggan. Apabila waktu sudah sore mendekati malam, tukang ojek akan memilih mengantar penumpang dengan tujuan dekat. Beberapa wilayah rawan begal terutama tikungan jalan yang gelap dan sepi sangat dihindari. Adapun wilayah gelap dan sepi di kawasan Jakarta Barat seperti Kemanggisan (dekat kantor pajak), dekat kantor sebuah stasiun TV di Kedoya, Jalan Kembangan Raya (di dekat panti sosial), dan Jalan Arjuna.

”Kalau ada penumpang jarak jauh yang datang lewat dari pukul lima sore, kami akan menolak,” kata Sani.

Sani yang sudah beberapa tahun menjadi pengojek itu berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperbaiki penerangan di daerah itu. Pasalnya, lokasi gelap dan sepi bisa menjadi tempat menarik bagi pelaku kriminal. Ia juga berharap patroli polisi di lokasi rawan lebih digalakkan. Ini untuk memastikan warga Jakarta merasa aman dan nyaman tinggal di lingkungannya.

Teror juga dialami para pengojek di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Mereka beroperasi hanya sampai pukul 20.00.

Komunitas motor

Mengantisipasi hal itu, komunitas sepeda motor di Depok bergerak. Bekerja sama dengan kepolisian setempat, komunitas tersebut membantu mengantarkan warga yang harus melalui jalan rawan begal di malam hari.

Ketua Depok Tiger Community Kusmawan menjelaskan, sejak maraknya kasus tersebut, komunitas ini, lewat media sosial, memberikan pelayanan gratis untuk mengantarkan warga yang melewati jalur rawan begal.

Layanan ini sudah dimulai bulan Februari ini. Komunitas ini sudah beberapa kali menggagalkan beberapa kawanan begal yang beroperasi di sepanjang Jalan Juanda sampai Margonda.

Di wilayah Jakarta Pusat, sedikitnya ada dua kasus kriminal yang terjadi sepekan terakhir. Pada Minggu malam, seorang pengguna angkutan umum dicopet saat akan turun. Ponsel pintar penumpang ini sempat berpindah tangan. Namun, pelaku yang berjumlah empat orang bisa dibekuk oleh orang-orang yang ada di sekitar lokasi.

Kepala Polsek Senen Komisaris Kasmono membenarkan kejadian itu. Akhir bulan lalu, terjadi pembunuhan sopir mikrolet oleh sesama awak angkutan di Terminal Senen. Selain itu, kasus kriminal juga terjadi di Johar Baru, pekan lalu. Seorang warga Jalan Tanah Tinggi I, Johar Baru, dirampok. Uang dan perhiasan senilai sekitar Rp 3,5 juta raib, 19 Februari lalu.

Korban berinisial H juga sempat diplakban tangan dan matanya. Tak hanya itu, pelaku juga memukul dada, mulut, dan wajah korban, dan mengancam akan menusuk korban. Kejadian ini baru dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada hari Senin.

Sementara di Polsek Metro Pademangan Jakut, sindikat pencuri sepeda motor dibekuk dan disita 31 unit sepeda motor. Bagi warga yang merasa kehilangan sepeda motor bisa mengecek langsung kemungkinan kendaraan miliknya adalah salah satu dari barang sitaan tersebut di polsek.

Badan Pusat Statistik DKI mencatat, ada lima kelurahan di Jakarta yang paling rawan keamanan, yakni Bungur (Kecamatan Senen, Jakpus), Menteng (Menteng, Jakpus), Setia Budi (Setia Budi, Jaksel), Johar Baru (Johar Baru, Jakpus), dan Karang Anyar (Sawah Besar, Jakpus).

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Unggung Cahyono mengatakan, Polda telah membentuk tim untuk memburu pelaku hingga daerah para pelaku untuk memburu begal hingga ke Lampung. (MDN/ART/DEA/RAY/B09/B10)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com