Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitra Beberkan Dosa-dosa DPRD dalam Pembahasan APBD

Kompas.com - 06/03/2015, 13:16 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dinilai sebagai penyebab tidak disahkannya APBD DKI Jakarta. Tercatat lima kesalahan DPRD DKI Jakarta sejak awal pembahasan APBD hingga mediasi oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kemarin.

"Kritik ini berdasarkan fakta bahwa dari awal pembahasan sebenarnya pihak yang tidak beriktikad baik itu DPRD. Ini sudah bukan kritik lagi, sudah bisa disebut sebagai dosa," kata Apung Widadi selaku Manajer Advokasi dan Investigasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Jumat (6/3/2015).

Apung menjelaskan, ada lima kritik terhadap DPRD DKI Jakarta selama pembahasan APBD. DPRD DKI Jakarta dinilai telah mengabaikan konstitusi karena memasukkan usulan anggaran setelah pembahasan antara satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan komisi. Sementara itu, usulan tersebut seharusnya dilakukan sebelum pembahasan.

DPRD DKI Jakarta juga dinilai memolitisasi hak angket yang ditujukan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Apung menambahkan, DPRD belum mempunyai kewenangan untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan. Selain itu, anggaran yang diusulkan oleh DPRD dinilai bukan merupakan aspirasi dari masyarakat. Sebab, dalam usulannya, DPRD tidak menggunakan istilah program, tetapi pengadaan.

"Menariknya, mereka mengatakan sebagai pengadaan, bukan program. Jadi, terlihat sekali orientasinya sudah proyek," kata Apung saat konferensi pers di Sekretariat Nasional Fitra.

Perilaku para anggota DPRD DKI Jakarta saat mediasi oleh Kemendagri juga mendapat kritikan dari Fitra. Menurut Apung, sikap DPRD justru memperkeruh suasana dan bertentangan dengan etika.

Tak hanya itu, DPRD DKI Jakarta juga dinilai lemah dalam melakukan pengawasan anggaran. Apung mengatakan, hal ini terbukti dari anggaran tunjangan kinerja daerah (TKD) sebanyak Rp 10 triliun yang tidak dipermasalahkan oleh DPRD.

"Sekarang yang terjadi adalah DPRD tidak melakukan pengawasan, tetapi justru Ahok yang mengawas dan DPRD membuat anggaran. Ini kan terbalik," tutur Apung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Megapolitan
Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Polisi Tes Kesehatan Epy Kusnandar Usai Ditangkap Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Tersangkut Kasus Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap Dalam Kondisi Sadar

Tersangkut Kasus Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap Dalam Kondisi Sadar

Megapolitan
Mayat yang Ditemukan Dalam Sarung di Pamulang Berjenis Kelamin Pria dan Berusia Sekitar 40 Tahun

Mayat yang Ditemukan Dalam Sarung di Pamulang Berjenis Kelamin Pria dan Berusia Sekitar 40 Tahun

Megapolitan
Polisi Otopsi Mayat Pria Terbungkus Kain yang Ditemukan di Tangsel

Polisi Otopsi Mayat Pria Terbungkus Kain yang Ditemukan di Tangsel

Megapolitan
Polisi Temukan Luka di Leher dan Tangan pada Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang

Polisi Temukan Luka di Leher dan Tangan pada Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Angkot di Ciracas Tabrak Motor dan Mobil akibat 'Ngebut'

Angkot di Ciracas Tabrak Motor dan Mobil akibat "Ngebut"

Megapolitan
 Mayat Terbungkus Kain Ditemukan di Pamulang, Tangsel

Mayat Terbungkus Kain Ditemukan di Pamulang, Tangsel

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Polresta Bogor Tangkap 6 Pelaku Tawuran, Dua Orang Positif Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com