"Macet bikin tua di jalan," kata Agus Setiawan (25), warga Jatiasih, Bekasi, awal Maret.
Setiap hari, Agus harus "tertelan" kemacetan berjam-jam saat berangkat ataupun pulang dari tempat kerjanya di kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur. Apa yang dirasakan Agus mungkin mirip dengan ratusan ribu, bahkan jutaan warga Bekasi yang beraktivitas di Jakarta.
Mengacu pada survei komuter tahun 2014 yang dirilis Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, setidaknya 359.531 orang dari Bekasi bergerak menuju Jakarta setiap hari. Mereka tidak hanya memadati jalan, tetapi juga berjubel di kereta rel listrik, bus, dan sarana transportasi umum lainnya.
Terdapat 1,38 juta warga Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi datang setiap hari ke Jakarta untuk bekerja, sekolah, ataupun kursus. Perjalanan komuter terbanyak dari Bekasi, yakni 26,02 persen (Kompas, 23/2/2015).
Dari semua perjalanan ke Jakarta, sebanyak 70,95 persen komuter atau kaum pelaju ini menggunakan kendaraan pribadi. Sisanya memakai KRL, bus transjakarta, ataupun kendaraan jemputan.
Data yang dikeluarkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta 2013 bahkan lebih fantastis. Data itu menyebutkan, Jakarta setiap hari kedatangan 3,67 juta jiwa yang membawa 1,91 juta kendaraan pribadi.
Dari jumlah itu, sekitar 36 persen atau 1,33 juta jiwa yang membawa 700.000 kendaraan pribadi berasal dari Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Mereka adalah para pekerja ulang-alik Bekasi-Jakarta yang menimbulkan 2,52 juta perjalanan.
Data serupa dilansir Jabodetabek Public Transportation Policy Implementation Strategy (Japtrapis). Japtrapis mencatat, tak kurang dari 2,5 juta perjalanan datang dari Bekasi. Adapun kontribusi dari Bogor dan Depok sebesar 2,2 juta perjalanan (Kompas, 7/1/2015).
Akses jalan
Dari Bekasi ke Jakarta setidaknya terdapat tujuh akses jalan utama, yakni Jalan Raya KH Noer Alie Kalimalang, Jalan Sultan Agung-Bekasi Timur Raya, jalan sejajar Kanal Timur mulai dari Jalan Bintara Raya-Jalan Soekanto-Kasablanka, Jalan Baru Binatara-I Gusti Ngurahrai-Jatinegara, Jalan Raya Hankam, ruas Tol Jakarta-Cikampek, dan Tol Lingkar Luar (JORR) Cikunir-Jatiasih-TMII.
Dari sejumlah ruas jalan itu, beberapa di antaranya terkenal dengan jalur "neraka" karena hampir setiap hari dilanda kemacetan luar biasa, seperti Jalan Raya Kalimalang, Jalan Bekasi Timur Raya, Jalan I Gusti Ngurahrai, Kasablanka, dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Saat macet akut misalnya, menembus Jalan Raya Kalimalang yang cuma 14 kilometer bisa hampir dua jam. Mau lewat Jalan Tol Jakarta-Cikampek? Sama saja! Dari Gerbang Tol Bekasi Barat sampai Jalan Tol Dalam Kota yang hanya 13 km saat macet pun bisa membuang waktu dua jam.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi berharap, penanganan akses jalan dari Bekasi ke Jakarta tidak hanya ditanggung Pemerintah Kota Bekasi, tetapi juga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat. Dana hibah dari DKI Jakarta Rp 98 miliar juga akan diprioritaskan untuk penanganan jalan, seperti pembangunan jalan sisi selatan Kalimalang sebesar Rp 60 miliar, yang ditujukan untuk memecah kemacetan di Jalan KH Noer Alie.
Upaya pemerintah pusat juga terlihat dengan melanjutkan proyek pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang sempat terhenti selama 16 tahun. Kementerian Pekerjaan Umum melakukan peletakan batu pertama jalan tol ini pada Oktober 2014.
Jalan Tol Becakayu akan dibangun sepanjang 21 km. Pembangunan tol itu terdiri atas Seksi I Kasablanka-Jaka Sampurna sepanjang 11 km dan Seksi II Jaka Sampurna-Duren Jaya sepanjang 10,04 km. Total investasi di Tol Becakayu mencapai Rp 7,2 triliun dengan badan usaha pengelola PT Kresna Kusuma Dyandra Marga. "Dari info yang kami terima, seksi pertama tol itu selesai tahun 2016," ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Tri Adhianto.
Selain penambahan akses jalan, upaya pemerintah untuk menjangkau kaum komuter di Bekasi juga diperluas. PT Kereta Api Indonesia berencana mengoperasikan KRL komuter hingga Cikarang, Kabupaten Bekasi, pada tahun 2017. (AMBROSIUS HARTO/HARRY SUSILO)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.