"Kita sambungin ke Blok A dan Blok B saja biar seolah-olah kami manfaatkan lakunya orang-orang di sana," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (31/3/2015).
Basuki menyadari, dari sisi lokasi dan strategi penjualan, Pasar Blok G tidak menguntungkan bagi para pedagang. Terlebih lagi, pedagang di Blok A dan Blok B sudah memiliki pelanggannya sendiri.
Para pedagang Blok G, kata Basuki, juga sudah tidak betah berdagang di sana. Banyak pedagang yang memilih hanya menyimpan dagangan di Blok G dan turun berdagang di pinggir jalan.
Ia pun memilih langkah membongkar habis pasar itu dan menyambungkan dengan dua blok pasar lainnya. "Kalau kami perbaiki lagi pasarnya, lebih mahal harganya," kata Basuki.
Pembangunannya, kata dia, tidak menggunakan anggaran Pemprov DKI, tetapi melalui mekanisme tender kepada perusahaan swasta. Dengan cara itu, perusahaan pemenang tender akan memiliki hak pengelolaan pasar selama beberapa tahun. Namun, sesuai kesepakatan, hak kepemilikan gedung dan pengelolaan pasar nantinya akan dikembalikan sepenuhnya kepada Pemprov DKI.
"Ini caranya biar DKI enggak keluar duit. Cuma pembagiannya mesti dibikin lebih jelas buat DKI," ujar Basuki. (Baca: Ahok: Blok G Mesti Dibongkar Habis!)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.