Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Tanah Abang Tenteram Kembali...

Kompas.com - 12/04/2015, 15:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Sudah empat hari terakhir ini suasana di RT 016 RW 009 Kelurahan Kebon Kacang, Jakarta Pusat, ramai. Sejak bunyi ledakan keras membahana pada Rabu siang, lingkungan yang termasuk padat penduduk ini pun berubah. Anak-anak yang biasanya main bola di tanah kosong di samping pemukiman warga kini tidak tampak lagi. Pintu pagar yang membatasi tanah kosong dengan pemukiman warga masih dirantai. Polisi berjaga di area sumber ledakan itu.

Di sana, Rabu siang, beberapa orang tengah membersihkan bedeng yang terbuat dari kayu dan papan. Warga RT 016 yang akrab disapa Daeng tengah menyiapkan tempat untuk acara syukuran kelahiran cucu laki-laki pertamanya. Sedianya, acara digelar hari Minggu esok. Sebagian undangan untuk kerabat sudah disebar. Apa daya, saat persiapan acara hari Rabu itu malah terjadi ledakan disusul lontaran puluhan paku kecil. Empat warga setempat terluka.

Salah satu korban bernama Rukam alias Suroso atau Suro (60). Sejumlah paku menancap di tubuhnya. Polisi juga menemukan paku menancap di kayu bedeng tersebut.

"Pak Suro dan istrinya ini dekat dengan kami. Anak saya sudah panggil dia kakek-nenek. Waktu ledakan terjadi, Pak Suro sedang membantu suami saya menyiapkan tempat acara syukuran. Waktu bunyi ledakan, suami saya sedang istirahat sehingga enggak kena," kata Asmawati, yang mengelola toko kelontong di bagian depan rumah.

Keluarga ini sebenarnya tengah berbahagia dengan kelahiran cucu pertama laki-laki pada hari Minggu lalu. Keluarga asal Makassar itu mereka hendak mengadakan syukuran dan akikah cucu mereka pada hari Minggu mendatang.

Biasanya, perayaan ini diikuti banyak kerabat yang ada di Jakarta. Berhubung rumah mereka kecil, keluarga ini sepakat untuk mengadakan acara di rumah semipermanen yang ada di tanah kosong, depan rumah mereka.

Siapa sangka, di situ malah terjadi ledakan yang menghebohkan warga setempat. Selain bunyi ledakan yang keras disusul asap yang mengepul, empat orang terluka termasuk Rukam atau Suro.

Bukan petasan

Suro dan tiga warga lain, yakni Ferry, Asep, dan Amir alias Bogel, masih dirawat di RS Polri Kramatjati hingga Jumat ini. Asmawati menolak jika keluarganya mempersiapkan petasan atau sejenisnya untuk acara akikah. Sebab, membunyikan petasan bukanlah bagian dari tradisi suku mereka. Keluarga ini juga tidak tahu-menahu dari mana asal barang yang menimbulkan ledakan itu. Akibat kejadian ini, keluarga ini membatalkan rencana mengadakan hajatan.

Jonah, istri Suro, juga membenarkan bahwa suaminya tengah membantu tetangga yang akan mengadakan hajatan. Saat kejadian, Jonah tengah beristirahat di rumah mereka yang terletak tepat di sisi pintu pagar ke tanah lapang itu.

Ledakan keras, bagi warga, menimbulkan kekhawatiran terjadi kebakaran, seperti yang pernah melanda pemukiman ini dua tahun lalu. Warga berharap, penyebab ledakan bisa segera terungkap.

Lurah Kebon Kacang Achmad Firdaus mengatakan, sebagian warganya itu menempati tanah milik PT KAI. Tak heran, ada yang bangunannya masih berupa bedeng dan gubuk.

Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, paling tidak ada unsur kelalaian sehingga menyebabkan orang lain terluka.

Kerja polisi ini amat dinantikan hasilnya. Selain mengungkap pemilik bahan peledak itu, hasil kerja ini juga akan mengembalikan ketenangan warga yang sempat terusik beberapa hari ini. (ART/RTS)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 12 April 2015, di halaman 3 dengan judul "Menanti Tanah Abang Tenteram Kembali...".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com