Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/04/2015, 10:13 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Proses menuju rapat paripurna pengajuan hak menyatakan pendapat (HMP) masih bergulir. Sudah tiga fraksi yang telah memberikan dukungannya terhadap HMP, yakni Fraksi Partai Gerindra, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Fraksi Partai Demokrat-Partai Amanat Nasional (PAN).

Fraksi lain seperti Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fraksi Partai Golkar, Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), dan Fraksi Partai Hanura belum menentukan sikap. Bahkan, Fraksi Demokrat-PAN baru menyatakan dukungan pada Senin (13/4/2015) pagi ini, setelah sempat gamang.

Sikap berhati-hati ini sangat berbeda dengan kondisi ketika hak angket. Ketika itu, tiap fraksi lebih berani dalam menentukan dukungan terhadap hak angket.

Sebenarnya, apa yang terjadi dengan DPRD DKI?

"DPRD DKI sedang dilema, antara upaya menyerang Ahok dengan kekhawatiran justru mereka sendiri terlibat," ujar pengamat politik Arie Sudjito kepada Kompas.com, Senin (13/4/2015).

Di satu sisi, DPRD DKI berusaha untuk terus menyerang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Salah satunya adalah dengan menggulirkan HMP. Sebab, dengan cara itu, DPRD bisa menjatuhkan sanksi kepada Ahok akibat pelanggaran kebijakan, seperti temuan tim angket.

Di sisi lain, lanjut Arie, ada kekhawatiran ada anggota Dewan yang terbukti terlibat dalam kasus dugaan korupsi APBD tahun-tahun sebelumnya, terkait laporan Ahok kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Selain itu, juga tentang kasus UPS yang saat ini sedang bergulir di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Apabila ada anggota Dewan yang dinyatakan terlibat dalam kasus itu, hal tersebut akan membuat malu mereka, kata Arie. "Bisa jadi bumerang bagi DPRD jika menyerang Ahok," ujar Arie.

Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah masukan dari dewan pimpinan pusat partai politik masing-masing. Arie berpendapat, saat ini pimpinan parpol sedang mengalkulasikan risiko yang didapat jika fraksinya di DPRD mendukung HMP. Apakah akan berimbas pada elektabilitas partai atau tidak pada pemilu mendatang?

Bagaimanapun juga, kata Arie, langkah mendukung dukungan ini tidak dapat diputuskan sembarangan. Beban DPRD berat. Sekalipun mereka benar dan berhak menggulirkan HMP, hati sebagian besar masyarakat Jakarta bukan untuk mereka.

Seluruh permasalahan itu menjadi kompleks dan membuat DPRD DKI menghadapi dilema. "Karena publik lebih percaya Ahok dibanding DPRD," ujar Arie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com