Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghuni Kos Alfi Tidak Lapor RT/RW

Kompas.com - 15/04/2015, 19:58 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan kos-kosan di bibir Jalan Tebet Utara 1, tepatnya RT 07/10 Tebet Timur, Jakarta Selatan, dianggap tidak tertib administrasi. Salah satunya karena tidak melaporkan penghuninya ke RT setempat.

"Emang dia (penghuni) kan gak lapor ke RT. Istilahnya lapor ke keamanan. Namanya kos besar," kata Karsinah (50), istri Ketua RT 07/10 Tebet Timur kepada Kompas.com, Rabu (15/4/2015).

Karena tidak ada laporan itulah, pihak RT setempat tidak bisa mengawasi aktivitas di rumah kos yang salah satu penghuninya adalah Deudeuh Alfi Sahrin. Akibatnya RT malah kecolongan ketika ada praktik prostitusi di rumah kos itu, ujar Karsinah.

"Jadi mereka kan kebanyakan ganti-ganti. Kadang dua hari pergi, terus gak tau lagi kemana," ucap Karsinah.

Karsinah menyebut pengelola kos juga tidak membayar uang kebersihan dan keamanan ke kas RT. Ia menduga uang-uang tersebut mengalir ke kantong orang yang tak bertanggung jawab.

"Mungkin bayar kali ya ke petinggi-petinggi. Ke keamanan mereka juga. Gak tau siapa juga," kata Karsinah.

Di RT itu, kata Karsinah, setiap kepala keluarga dikenakan biaya Rp 10.000 per bulan untuk keamanan dan kebersihan. Uang itu dikelola dengan baik oleh pengurus RT untuk menjaga lingkungan RT 07.

Ditemui terpisah, pengurus Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) RW 07 Tebet Timur, Jajang, mengatakan, dia dan pengurus lainnya sudah berulang kali menegur soal administrasi penghuni kos. "Bahkan kita sudah negur, tapi gak mempan," ungkap Jajang kepada Kompas.com, Selasa (15/4/2015).

Selama ini, kos-kosan di pinggir Jalan Tebet Utara 1 terlihat bebas. Namun, kata Jajang, kebanyakan dari mereka memiliki petugas keamanan sendiri. Selain tempat kos yang dihuni Deudeuh Alfi Sahrin, Jajang juga menyoroti satu kos lainnya di dekat itu.

Jajang berpendapat, selama ini pengawasan dari Polsek Tebet kurang. Apalagi setelah ada penggerebekan narkotika di salah satu kos daerah tersebut. "Habis penggerebekan malah polisinya gak ada. Dulu sering banget di kos itu," ucap Jajang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Megapolitan
436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna Hingga Tewas

436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna Hingga Tewas

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

Megapolitan
Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Megapolitan
Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

Megapolitan
Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com