Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manajer Pasar: Yang Bilang Blok G Ada PSK Enggak Tahu Apa-apa

Kompas.com - 17/04/2015, 13:18 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Manajer Pasar Blok G Tanah Abang Namen Suhadi menegaskan bahwa tidak ada pekerja seks komersial (PSK) yang menempati Blok G, apalagi jika di lantai 3 yang sudah kosong.

Jika ada yang berpendapat bahwa Blok G jadi tempat bersarangnya PSK, maka Namen anggap mereka tidak mengerti keadaan Blok G yang sebenarnya.

"Blok G memang identik sama yang seperti itu karena kita tahu sendiri di sini dekat Bongkaran, dan seberang Stasiun Tanah Abang kan banyak (PSK). Akan tetapi, di sini sama sekali enggak ada. Mungkin pada enggak paham kondisi yang sebenarnya, enggak tahu apa-apa mereka," tutur Namen, Jumat (17/4/2015).

Namen menjelaskan, tepat pukul 16.00 WIB, akses menuju lantai tiga Pasar Blok G sudah ditutup dengan pintu teralis. Sementara itu, akses ke lantai dua ditutup pada pukul 17.00. Tempat yang masih bisa dimasuki adalah lantai dasar, lantai satu, dan masjid yang berada di lantai empat bangunan Blok G.

Lantai dua dan tiga sudah dipasangi beberapa CCTV untuk memantau keadaan di sana. Hal itu dilakukan untuk membantu tugas dari personel keamanan di Blok G yang jumlahnya terbatas.

Namen menjelaskan, pantuan melalui CCTV menunjukkan bahwa sama sekali tidak ada kehadiran PSK ataupun kegiatan mesum di pasar itu. Jika ada kegiatan, ujar Namen, mungkin PSK yang berbelanja sayur atau daging di lantai dasar dan lantai satu Blok G.

"Lantai dasar sama lantai satu kan enggak kayak lantai lain, malam masih ada jualan. Ya kalau mereka dari Bongkaran, mau belanja, kan kami enggak bisa larang. Akan tetapi kalau ada kegiatan yang aneh-aneh, kami sudah koordinasi ke satpol PP untuk tangkap," tambah Namen.

Sebelumnya, mantan Direktur Utama PD Pasar Jaya, Prabowo Soenirman, menuturkan bahwa Blok G masih dikunjungi oleh PSK pada malam hari karena beberapa lantai sudah kosong dan sepi.

"Jadi, ini akibat pasar itu kosong bertahun-tahun. Tidak ada yang datang ke situ. Karena kosong, siapa pun akan memanfaatkan. Jangankan PSK, gelandangan saja mau tidur di situ karena kosong," ujar Prabowo, Rabu (15/4/2015).

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebelumnya juga menduga bahwa salah satu penyebab sepinya Pasar Blok G karena tempat tersebut digunakan oleh PSK untuk mangkal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com