Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Warga Suka Pura-pura Tak Tahu Kegiatan Politik Dilarang di CFD

Kompas.com - 26/04/2015, 12:44 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sudah ada larangan, masih saja ada masyarakat yang melakukan kegiatan politik saat pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day (CFD). Kepala Pos Polisi Bundaran Hotel Indonesia Iptu I Nengah Brata mengatakan masyarakat sering pura-pura tidak tahu dengan larangan itu.

"Masih saja ada kegiatan politik. Saat ditanya alasannya enggak tahu. Tetapi bisa pura-pura enggak tahu kan," ujar Nengah di Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (26/4/2015).

Jika terlihat ada kegiatan seperti itu, biasanya polisi akan langsung menegur. Nengah mengatakan polisi biasa memberikan waktu selama 15 menit bagi masyarakat untuk membubarkan aksinya.

Jika dalam batas waktu itu masyarakat tidak kunjung membubarkan aksinya, maka polisi akan membubarkan paksa. "15 menit harus pindah. Kalau enggak pindah ya paksa," ujar Nengah.

Seperti hari ini, kelompok masyarakat dari Jaringan Buruh Migran Indonesia menggelar aksi penolakan hukuman mati.

Koordinator kelompok tersebut, Sringatin dan kawan-kawannya menggelar poster-poster di sekitar air mancur Bundaran HoteI Indonesia. [Baca: Masih Ada Kegiatan Politik saat "Car Free Day" di Bundaran HI]

Poster-poster tersebut bertuliskan "Hidup Adalah Hak Asasi. Tolak Hukuman Mati. Save Mary Jane. Lindungi Buruh Migran" dan "Save Migran Worker from Death Row".

Aksi yang dilakukan Sringatin memang menitikberatkan kepada Mary Jane, warga asal Filipina yang divonis hukuman mati oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sleman, DIY, pada 2010.

Para polisi yang menjaga kawasan car free day tidak tinggal diam dengan adanya aksi politik tersebut.

Seorang polisi mengimbau kegiatan Sringatin dan meminta untuk menyudahi aksi. Tidak lama kemudian, Sringatin dan teman-temannya tidak terlihat lagi di sekitar Bundaran HI.

"Makanya tadi langsung kita tegur kan. Enggak ngelawan apa-apa, langsung pergi," ujar Nengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com