Beberapa waktu sebelum dieksekusi di LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Martin menyempatkan diri menjadi mualaf atau memeluk agama Islam. Namanya pun diubah menjadi Surajudeen Abiodun Moshod.
Kepala Seksi Bimbingan Rohani LP Nusakambangan, Edi Warsono, mengatakan, selama menjalani masa tahanan di LP Nusakambangan, Martin berperilaku baik dan taat menunaikan ibadah.
"Dia juga turut dalam pesantren di LP Nusakambangan," kata Edi Warsono di TPU Perwira pada Rabu (29/4/2015) siang.
Edi Warsono mengatakan, sebelum dieksekusi, Martin telah menyiapkan surat wasiat dan sepucuk tasbih untuk sang istri, Meilani Slamet. Dalam wasiatnya, ujar Edi Warsono, Martin meminta agar jenazahnya dimakamkan secara Islam dan dikebumikan di TPU Perwira. Pertimbangannya, sang istri sempat singgah di daerah tersebut bersama kakaknya, Bambang Slamet.
Edi mengatakan, eksekusi yang dialami Martin dilakukan oleh regu tembak dari Brimob Polda Jawa Tengah. Martin langsung tewas di tempat begitu timah panas menembus dada kiri atau jantungnya. Menurut Edi Warsono, Martin dieksekusi dalam posisi duduk dengan pasrah sambil matanya ditutup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.