Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Ramah Anak Berubah Jadi Tempat Mesum, Ahok Ancam Pecat Lurah

Kompas.com - 09/05/2015, 06:42 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) yang dibangun Pemprov DKI di enam wilayah tidak boleh dipergunakan sebagai tempat mesum. Bahkan, pria yang akrab disapa Ahok itu mengancam bakal memecat Lurah setempat jika ketahuan taman layak anak itu berubah untuk melakukan perbuatan tercela. 

"Itu tanggung jawabnya lurah. Kalau ketangkap, saya pecat lurahnya," kata Ahok, di Balai Kota, Jumat (8/5/2015). 

Untuk mengantisipasi berubahnya taman layak anak menjadi tempat mesum, Ahok juga telah menempatkan beberapa kamera pengawas atau CCTV yang dipasang di sudut-sudut taman tersebut. Di samping itu, DKI juga membangun pagar di luar taman agar warga tidak sembarangan melompat di sana.

Tak hanya itu, taman-taman tersebut juga akan dijaga 24 jam oleh satpam dengan ganti shift kerja. Basuki merencanakan pemberlakuan jam buka tutup taman layak anak itu, mulai dari pukul 05.00-00.00.

"Kami juga mesti bentuk sebuah Pergub untuk pengurusnya, karena akan melibatkan masyarakat di sana dan akan digaji. Kami ingin masyarakat dapat ikut memelihara taman itu dan tamannya juga dilengkapi air, listrik, dan wifi gratis," kata Ahok.

Ada pun empat dari enam RPTRA yang akan diresmikan berada di Sungai Bambu Jakarta Utara pada 13 Mei 2015. Kemudian RPTRA di Gandaria Selatan Jakarta Selatan yang akan diresmikan pada 21 Mei2015. RPTRA di Kelurahan Cideng Jakarta Pusat akan diresmikan 29 Mei 2015, dan RPTRA di Kelurahan Kembangan Utara Jakarta Barat akan diresmikan pada 4 Juni 2015.

Sementara dua RPTRA di Cililitan Jakarta Timur dan Pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu masih belum dapat diresmikan serta dibuka untuk umum. 

Apabila program ini berhasil, Basuki menargetkan pembangunan RPTRA di 50-150 wilayah lainnya. Sehingga di setiap kelurahan, warga dapat menikmati ruang publik yang dilengkapi Posyandu, Perpustakaan, serta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di sana.

"Kami sudah dapat tanah untuk pembangunan 30 taman layak anak. Kalau tahun ini kami bisa bangun 50 taman, tahun depan bisa jadi 150 taman. Taman ini nantinya juga bisa digunakan warga tidak mampu untuk melaksanakan pernikahan, tidak usah lagi sewa gedung atau tutupin jalan yang bikin macet," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com