JAKARTA, KOMPAS.com — Ribuan mahasiswa Universitas Trisakti melakukan konvoi sepeda motor seusai menggelar aksi memperingati Tragedi 12 Mei 1998 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (12/5/2015). Namun, iring-iringan mahasiswa tersebut berkonvoi tanpa menggunakan helm dan pelat yang ditempeli stiker.
"Kita lagi bersiaga mengamankan jalan karena ada rombongan mahasiswa Trisakti pulang dari Istana (Negara)," ujar seorang petugas kepolisian dari Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Pantauan Kompas.com, puluhan anggota Polsek Tanjung Duren tampak bersiaga di persimpangan Grogol sejak pukul 17.45 WIB.
Tak lama berselang, sekitar 30 menit kemudian, muncul iring-iringan sepeda motor, mobil pribadi, serta bus kopaja dan metromini yang mengangkut para mahasiswa. Sebagian besar dari mereka mengenakan kaus dan ikat kepala berwarna hitam.
"Ada 49 bus kopaja yang mengangkut mahasiswa pulang. Selebihnya naik motor dan mobil pribadi," lanjut petugas tersebut.
Khusus yang mengendarai sepeda motor, hanya sebagian kecil yang mengenakan helm. Di pelat motor dan mobil yang digunakan rombongan, ada juga yang ditempeli kertas putih.
Rombongan yang lebih dulu tiba langsung memarkirkan sepeda motor secara melintang. Hal itu dilakukan guna menutup jalan di simpang Tugu Peringatan 12 Mei untuk memberi jalan rombongan lainnya.
"Ini ada apa sih? Kok demo malam-malam? Pakai nutup jalan segala," timpal seorang pengendara yang terhenti di belokan simpang Tugu 12 Mei Reformasi.
Untuk diketahui, empat mahasiswa Trisakti tewas tertembak pada 12 Mei 1998 silam. Mereka adalah Hafidhin Royan, Elang Mulya Lesmana, Hery Hertanto, dan Hendrawan Sie. Tragedi tersebut terjadi di tengah gejolak mahasiswa yang ingin menurunkan rezim Soeharto pada masa itu.
Hampir setiap tahun setelah tragedi itu, mahasiswa Trisakti memperingati insiden itu dengan mengajak masyarakat tidak melupakan perjuangan para korban.
Tahun 2005 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudoyono memberikan bintang tanda jasa pratama sebagai tanda kehormatan kepada empat mahasiswa Trisakti yang gugur tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.