"Perjuangan bangsa Indonesia belum berakhir, perubahan-perubahan tersebut akan menyatu dan menandai perjuangan bangsa kita. Oleh karena itu kita harus tetap waspada, pembangunan mental dan karakter bangsa menjadi prioritas pemerintah saat ini. Pembangunan yang disebut revolusi mental diharapkan menghasilkan masyarakat yang kreatif dan berjiwa nasional," kata Basuki dalam sambutannya di upacara Harkitnas, di Lapangan Eks IRTI Monas, Jakarta, Rabu (20/5/2015).
Sejalan dengan semangat jiwa kebangkitan nasional tersebut, kata Basuki, perlu adanya sebuah "paksaan" untuk melahirkan semangat menjadikan Indonesia lebih maju lagi. Basuki menjadikan semangat Nawa Cita yang dibawa oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai cambuk merevolusi mental birokrasi Pemprov DKI khususnya.
Tak berbeda jauh dengan Basuki, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menganggap perlu dilakukan sebuah revolusi mental agar negara Indonesia lebih dipandang oleh dunia. Sebelum merevolusi mental masyarakat, lanjut Djarot, pemimpin negara juga harus direvolusi mental.
"Revolusi mental yang digadangkan pak Jokowi ini yang penting. Kalau kita betul-betul mau bangkit ya kita harus revolusi mental, negara kita akan kaya banget. Revolusi mentalnya itu disiplin, gotong royong, jujur, tidak korupsi, bersedia bekerja keras, dan bangga pada dirinya," kata Djarot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.