Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Diyakini Akan Maju Pilkada sebagai Calon dari Partai

Kompas.com - 30/05/2015, 09:08 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bila ingin maju dalam Pilkada 2017, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama diyakini tidak akan menemui banyak hambatan. Meski saat ini ia tercatat tidak tergabung di partai manapun, Ahok, sapaan Basuki diyakini akan tetap maju sebagai calon gubernur dari partai.

Peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes menilai Ahok memiliki daya tarik yang kuat. Hal itulah yang diyakini akan membuat partai berminat untuk mencalonkannya.

"Saya kira beberapa partai masih akan melirik Ahok. Karena partai akan dapat menggunakan pencalonan Ahok untuk mendapatkan simpati publik," kata Arya di Jakarta, Jumat (29/5/2015).

Menurut Arya, daya tarik yang dimiliki oleh Ahok adalah keberanian. Ia kemudian memberi contoh Ahok mengungkapkan dugaan adanya anggaran siluman dalam pengajuan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) di DKI Jakarta.

"Keberaniannya untuk melawan DPRD menarik perhatian masyarakat," ujar Arya.

Meskipun demikian bila memang ingin dicalonkan oleh partai, Arya menyarankan agar Ahok mulai memperbaiki pola komunikasinya dengan partai politik.

"Tentu Ahok harus memperbaiki pola hubungannya dengan partai-partai bila ingin mendapatkan tiket dari partai," kata dia.

Sejauh ini partai yang sudah menyatakan berminat mencalonkan Ahok adalah Nasdem. Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Bestari Barus mengatakan bahwa Ketua Umum partai tersebut, Surya Paloh telah mengatakan akan mendukung Ahok pada Pilkada 2017. [Baca: Nasdem Siap Usung Ahok atas Dukungan Surya Paloh]

Bestari mengatakan, Partai Nasdem saat ini memang sedang melakukan penjaringan bakal calon di seluruh Indonesia. Dari seluruh Indonesia, Partai Nasdem sedang memilih orang yang potensial untuk diusung dalam pilkada serentak.

"Dan, catatannya pun jika Ahok mau, kalau dia enggak mau ya gimana. Jadi bukan Nasdem yang ajak-ajak, Ahok yang minta," kata Bestari ketika dihubungi, Jumat pagi.

Sebagai informasi, Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta telah membuat persyaratan baru pada penyelenggaraan Pilkada. Salah satu persyaratan baru yang menarik perhatian adalah keharusan bagi calon independen untuk dapat mengumpulkan kartu tanda penduduk (KTP) minimal 7,5 persen. Persyaratan ini dianggap mempersulit peluang calon independen untuk maju.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com