Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Peresmian Terminal Pulogebang Kembali Diundur

Kompas.com - 03/06/2015, 13:11 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peresmian operasional Terminal Pulogebang, di Cakung, Jakarta Timur yang sedianya dilakukan hari ini kembali molor. Persoalannya karena masalah izin operasional yang belum keluar dari Kementerian Perhubungan.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Terminal Pulogebang Erwansyah mengatakan, Kemenhub meminta pihaknya melengkapi lagi soal izin operasional terminal tersebut.

"Memang untuk izin operasional sesuai dengan Undang-undang nomor 22 tahun 2009, izinnya itu mesti dari Menteri Perhubungan. Tetapi, sampai sekarang sudah empat kali kita ajukan, masih diminta untuk disempurnakan lagi," kata Erwansyah, kepada wartawan, Rabu (3/6/2015).

Beberapa hal yang mesti disempurnakan, lanjut dia, misalnya mengenai analisis dampak lingkungan (amdal) lalu lintasnya. Erwansyah mengaku tak tahu mengapa amdal lalu lintasnya mesti dilengkapi lagi. Padahal, sudah beberapa kali diajukan.

Meskipun demikian, dia berjanji untuk kali ini seluruh persyaratan untuk dikeluarkan izin operasional bagi terminal tersebut, sesegera mungkin dilengkapi. "Mudah-mudahan sebelum Lebaran inilah," ujar Erwansyah.

Ia menepis anggapan bahwa terminal tersebut belum siap. Meski diakuinya, saat ini juga tengah diurus mengenai lelang pemanfaatan aset terhadap mall yang berada di dalam terminal itu ke Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Hal ini untuk menentukan pihak ke tiga mana yang akan menggunakan aset mall di terminal tersebut.

Sementara itu, Kepala Satuan Sarana dan Prasarana Terminal Pulogebang, Baihaqi membenarkan mengenai penundaan peresmian operasional Terminal Pulogebang. Baihaqi belum mengetahui pastinya kapan terminal tersebut akan diresmikan. "Nanti yang menentukan biro protokol (DKI)," ujar Baihaqi.

Menurut Baihaqi, seluruh sarana dan prasarana di terminal telah siap beroperasi. Misalnya, loket bus, CCTV, layar jadwal keberangkatan bus, dan lain-lain telah beroperasi. Hanya saja, dari terminal akses ke tol JORR masih belum terkoneksi.

"Akses masuk ke jalan tolnya yang belum tersambung. Terkendala pembebasan lahan," ujar Baihaqi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com