Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Direlokasi, Warga Kampung Pulo Turun ke Jalan

Kompas.com - 10/06/2015, 18:01 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan warga Kampung Pulo turun ke Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Rabu (10/6/2015). Mereka menolak menolak rencana pemerintah memindahkan mereka ke rumah susun.

Sambil membawa spanduk, puluhan pria, wanita, serta anak-anak menduduki Jalan Jatinegara Barat dari arah Kampung Melayu menuju arah Matraman. Aksi tersebut dilangsungkan warga selama satu jam sebelum akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 14.00.

Beberapa spanduk yang dibawa warga bertuliskan 'Save Kampung Pulo', 'Kampung Pulo sudah ada sebelum Indonesia Merdeka, jangan pandang kami sebelah mata', 'kampung kami bukan kampung liar, mau bongkar wajib bayar', dan 'siapa yang dzalim kami akan hajar'.

Warga ingin Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mendengar aspirasi mereka. "Kami turun ke jalan biar didengar Ahok. Kita punya surat bayar PBB mana ganti ruginya," kata Jubaedah, Rabu (10/6/2015).

Aksi berlangsung damai meski lalu lintas menjadi terganggu. Kendaraan yang melintas di lokasi aksi sempat macet panjang. Beberapa petugas kepolisian turun mengatur lalu lintas.

Karto, seorang pengurus RT 16 RW 03 Kampung Pulo, mengatakan, tuntutan warga adalah  pembayaran ganti rugi. Mereka mengacu perkataan Joko Widodo saat menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Kami minta Ahok membayar. Ini spontan dari hati warga Kampung Pulo," ujar Karto.

Salah satu warga RT 04 RW 03 Kampung Pulo, Hasmawati (42) bahkan menentukan besaran biaya ganti rugi. Dia meminta pemerintah membayar 25 persen dari NJOP daerah Kampung Pulo.

"Saya cuma minta dibayar ganti untung. Kita bukan mau mempersulit pemerintah untuk relokasi," ujarnya.

Menurut Hasmawati, Gubernur Basuki pernah menyatakan akan mengganti rugi sebesar 25 persen dari NJOP. Namun, warga kecewa karena saat rapat di Kecamatan Jatinegara pembayarannya dilakukan setelah proses normalisasi berjalan 75 persen.

Hasmawati meminta pemerintah memberikan ganti rugi dulu sebelum digusur. "Kita minta dibayar dulu sebelum pindah ke rusun jangan pas proses normalisasi berjalan 75 persen," ujarnya.

Sebelumnya, beberapa warga Kampung Pulo kembali direlokasi ke Rusun Jatinegara Barat. Sebagian warga yang direlokasi itu mengaku keberatan pindah ke rusun. Pasalnya, mereka tak mendapat ganti rugi. Meskipun rusun Jatinegara Barat dibangun bak apartemen, warga tak tertarik karena harus membayar sewa rusun lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com