Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok dan Keberuntungan "Dji Sam Soe"

Kompas.com - 12/06/2015, 10:39 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Di kampung halamannya, Belitung Timur, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga akrab dipanggil "Pak Dji Sam Soe". Dji Sam Soe atau 234 merupakan sebutan untuk Basuki ketika ia menjadi calon anggota DPR RI dari Partai Golkar.

Ada cerita menarik di balik julukan itu. Menurut Basuki, kisah itu berkaitan erat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) Komjen Syafruddin.

Semua itu bermula dari kegagalan Basuki menjadi gubernur Bangka Belitung. Kapolda Bangka Belitung saat itu, Imam Sudjarwo, memintanya maju menjadi anggota DPR RI. Namun, waktu itu, pendaftaran untuk partai sudah sudah ditutup.

Imam pun berinisiatif untuk berkoordinasi dengan Syafruddin yang waktu itu menjadi ajudan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang juga Ketua Umum Partai Golkar. Jalan untuk meloloskan Basuki mengikuti Pemilu Legislatif 2009 pun terbuka.

Basuki mendapat nomor 4 karena pendaftarannya menyusul. "Pak Syafruddin pas itu bilang, 'kalau Ahok (Basuki) dapat nomor urut 1 bisa enggak?' Karena kan pas itu, anggota DPR dipilih dari nomor urut, bukan suara terbanyak," kata Basuki bercerita di hadapan ratusan polisi peserta Seminar Sespimma Polri di Balai Kota, Kamis (11/6/2015). 

"Saya bilang, 'kayaknya Dji Sam Soe sudah bagus, Partai Golkar di Pemilu 2009 nomor urut 23 dan saya dapat nomor urut 4, kayaknya 234 lebih bagus daripada 231'. Ya sudah 234 saja. Warga jadi ingat Dji Sam Soe, 23 Golkar dan 4 buat Ahok, gitu," kata Basuki lagi. 

Keberuntungan Ahok berlanjut sebab Mahkamah Konstitusi memutuskan calon legislatif dengan suara terbanyak yang berhak mewakili daerah pemilihannya menjadi anggota DPR RI. Sebelumnya, peserta dari nomor urut 1 yang berhak maju menjadi anggota Dewan. Akhirnya, Basuki terpilih menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar dan masuk ke Komisi II.

"Di tengah jalan pulang ke Bangka Belitung, saya ditawari untuk menjadi wakil gubernur Babel karena pas saya pulang, dikiranya saya kalah (di pemilu) atau Golkar tidak mungkin kasih saya kesempatan. Saya tidak mau dan akhirnya ditawari menjadi pendamping Pak Jokowi (menjadi wagub DKI). Ya nasib, secara tidak langsung, saya jadi gubernur karena jasa Pak Syafruddin," cerita Basuki yang langsung disambut tepuk tangan meriah Syafruddin dan polisi yang menghadiri acara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Megapolitan
Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Megapolitan
Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com