Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kanker, Ahok Ingin Semua PKL di Jakarta Bersertifikasi BPOM

Kompas.com - 27/06/2015, 21:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginginkan semua pedagang kaki lima (PKL) yang menjual makanan di ibu kota  mempunyai sertifikasi dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Tujuannya agar para pedagang tidak mencampur makanan dengan zat berbahaya

 "Orang Jakarta ini paling banyak kena kanker hati, karena makanannya sembarangan. Makanya saya bilang, semua produk pabrik harus didorong mendaftarkan usaha makanan mereka ke BPOM," kata Basuki, seusai melakukan peninjauan di Pusat Jajanan Benhil, Jakarta Pusat, Sabtu (27/6/2015). 

Di Jakarta sendiri, lanjut dia, sebanyak 10 persen makanan yang dijual mengandung zat berbahaya.

Pemprov DKI telah menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan BPOM. Sehingga nantinya semua produk makanan PKL harus diuji laboratorium terlebih dahulu dan mendapatkan sertifikasi dari BPOM.

"Jadi kami akan terus usaha, kami mau minta masyarakat Jakarta kalau jajan di PKL, jangan beli di PKL yang tidak ada sertifikat BPOM nya. Jadi ini akan bantu kami, buat pedagang yang masih buat makanan dengan bahan kimia, lambat laun pasti dagangannya tidak laku dan dia akan terpaksa jual makanan dengan bahan yang baik," kata Basuki. 

Sementara pedagang yang tidak memiliki sertifikat dari BPOM akan dilarang berjualan. Kebijakan ini mulai berlaku tahun depan. Sehingga warga Jakarta memiliki jaminan saat membeli makanan, khususnya saat bulan suci Ramadhan.

"Tahun depan, tempat jajanan harus terdaftar BPOM. Saya yakin kok para pedagang ini hatinya jujur, apalagi ini bulan puasa. Enggak mungkin orang puasa menjual barang yang bisa membunuh orang," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com