Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakak Korban Penembakan Polisi Ingin Menempuh Proses Hukum

Kompas.com - 04/07/2015, 13:59 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak keluarga Jufri Pasaribu (45) alias Jamal, korban penembakan oleh seorang anggota Polsek Tanjung Priok di Jakarta Utara, berharap ada proses hukum terhadap kasus penembakan ini.

Hal ini disampaikan wanita bernama Intan, yang mengaku sebagai kakak dari Jamal. "Kita melalui hukum saja," kata Intan singkat, saat ditanya mengenai langkah selanjutnya terkait kasus penembakan itu.

Hal ini disampaikan Intan saat mendatangi kamar jenazah RS Polri, di Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (4/7/2015), untuk mengecek jenazah Jamal. Wajah Intan terlihat berduka saat keluar dari kamar jenazah.

Terlihat beberapa anggota Polres Jakarta Utara dari tim indentifikasi juga memeriksa jenazah. Petugas berpakaian sipil juga mendampingi Intan yang menengok jenazah adiknya itu.

Intan mengatakan, keluarga hendak menguburkan adiknya besok di pemakaman Pondok Rangon. Ia tak berbicara panjang lebar terkait kasus penembakan yang terjadi pada adiknya itu. "Nantilah, enggak enak sama polisi," ujar wanita berbaju hitam ini.

Para peliput yang hendak mengambil gambar di depan Kamar Jenazah RS Polri sempat dilarang seorang anggota Polres Jakarta Utara, dengan menyatakan bahwa hal itu "privasi". Jenazah Jamal yang telah dipindahkan ke mobil ambulans mendadak dikembalikan ke dalam kamar jenazah.

Sebelumnya, Jamal tewas diterjang timah panas setelah terlibat cekcok dengan salah satu temannya, Prapto. Cekcok muncul saat Jamal disebut membuat onar dalam acara buka puasa bersama warga. Prapto yang berusaha menenangkan justru terlibat cekcok dengan Jamal. Prapto berlari ke rumah dan dikejar Jamal. Di rumahnya, Jamal juga merusak.

Merasa dirinya terancam, Prapto melaporkan hal itu ke salah satu anggota Polsek Tanjung Priok. Jamal melarikan diri dikejar polisi. Sampai akhirnya, polisi dari Polsek Tanjung Priok melepaskan tembakan yang menewaskan Jamal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com