Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Tito: Jangan "Lapan Enam"

Kompas.com - 28/07/2015, 19:18 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedatangan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian ke Mapolres Jakarta Utara dimanfaatkan sejumlah pejabat menengah (pamen) untuk laporan langsung. Salah satunya, Kapolsektro Penjaringan Ajun Komisaris Besar Ruddi Setiawan yang melaporkan hasil tangkapan di wilayah tugasnya.

"Bagus itu. Proses, jangan Lapan (delapan) Enam," kata Tito kepada Ruddi, sesaat sebelum masuk ke mobil Patwal Satlantas Polda Metro Jaya, Selasa (28/7/2015).

Saat ditanyakan alasannya, Tito mengatakan hal itu sebagai bentuk perbaikan dan pembenahan terhadap citra polisi.

"Makanya saya tegaskan, citra polisi harus diperbaiki dan dibenahi," tutur mantan Kadensus 88 tersebut.

Pesan tersebut disampaikan Tito saat menyambangi Mapolrestro Jakarta Utara untuk kunjungan kerja.

Saat itu, lulusan Akpol tahun 1987 itu baru saja selesai mengadakan rapat tertutup selama dua jam. Saat berada di lobi, Tito menyalami seluruh jajarannya di Polrestro Jakut jajaran saat hendak menuju mobil Patwal.

Tanpa diduga, Kapolrestro Jakarta Utara Komisaris Besar Susetio Cahyadi, mengarahkan Tito ke salah satu bawahannya, Ruddi, terkait hasil tangkapan kasus judi.

Setelah mendengarkan keterangan singkat terkait kasus yang ditangani Ruddi, Tito memberikan pujian dan perintah agar menindaklanjuti kasus tersebut.

Saat mendengar instruksi dari Tito, Ruddi yang baru menjabat Kapolsek sejak 16 Mei lalu itu, hanya menjawab singkat. "Siap Komandan, 87," jawab Ruddi dengan posisi sigap.

Ruddi mengaku lebih memilih menindaklanjuti setiap kasus yang ditanganinya. Bahkan, saat ditanyakan terkait kemungkinan "lapan enam" terhadap kasus tersebut, Ruddi mengatakan itu bukan bagian dari gayanya.

"Engga berani saya bang. Mendingan kejar prestasi saja. Mana berani saya melawan perintah atasan," kata Ruddi.

Seperti diketahui, istilah "lapan enam" atau "86" merupakan sandi komunikasi radio udara, yang sering dipakai institusi kepolisian dan TNI.

Jika diartikan, istilah tersebut berarti "dimengerti" atau "dikondisikan". Sedangkan tindak lanjutnya dapat direspons dengan istilah "87" (lapan tujuh) yang artinya "disampaikan" atau "diteruskan".

Pada umumnya, warga kerap apatis dengan institusi kepolisian yang kerap me-lapanenam-kan, setiap kasus dan beberapa hal lainnya.

Mulai dari aksi "damai di tempat" saat terjadi pelanggaran di jalan raya, mau pun saat penetapan surat perintah pemberitaan penyidikan (SP3) terkait penanganan kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com