Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dekat Pilkada, Ahok Buat KJP Tidak Bisa Tarik Tunai Satu Sen Pun

Kompas.com - 31/07/2015, 15:00 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana membuat pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) tak lagi bisa mengambil uang tunai. Hal itu dilakukannya pada saat dekat-dekat pilkada.

"Saya malah tahun depan, dekat-dekat pemilu nih, satu sen pun, warga tidak boleh tarik tunai KJP," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (31/7/2015).

"Dulu, KJP sekalinya keluar langsung ditarik semua uangnya sama orang tuanya nih. Sekarang sudah tidak bisa tarik tunai, semuanya marah-marah deh tuh orang tuanya. Terus mereka bilangnya duitnya kosong," ujarnya.

Saat ini, dia telah membuat sistem baru pembatasan tarik tunai KJP yakni bagi siswa SD hanya bisa tarik tunai Rp 50.000 tiap dua minggu dan bagi siswa SMP serta SMA bisa tarik tunai Rp 50.000 tiap satu minggu.

Jika pemegang KJP sudah menarik tunai Rp 50.000 dalam waktu yang ditentukan, keesokan harinya mereka sudah tidak bisa menarik tunai dana KJP nya kembali.

Dia membantah Pemprov DKI kurang memberikan sosialisasi dalam hal pencairan dana KJP. Banyaknya warga atau orangtua murid yang mengantre mencairkan dana KJP tersebut, kata Basuki, merupakan orangtua yang memang berniat menyalahgunakan simpanan tabungan anak-anaknya. 

"Saya sih diemin aja, ngapain sosialisasi lagi? Nanti malah ribut lagi dari awal. Kalau saya bilang ke mereka, dari awal KJP enggak bisa ditarik kontan, waah pasti mereka sudah demo. Paling bahaya lagi kalau ada sekelompok orang yang tidak puas dan menghasut orang, bahaya itu, makanya saya diemin," kata Basuki. 

Menurut dia, banyak pula orangtua murid serta pemegang KJP yang sudah mulai mengerti penggunaan secara non-tunai. Buktinya, kata Basuki, transaksi KJP di toko buku besar di Jakarta mencapai Rp 8 miliar.

Artinya, sebagian pemegang KJP yang belum mengerti mekanisme penggunaan untuk belajar dengan pemegang KJP yang sudah membelanjakan dananya. Bahkan, Basuki telah menginstruksikan Bank DKI untuk bisa menempatkan mesin EDC atau debet di Pasar Mangga Dua atau Pasar Asemka.

"Kalau kemarin saya sudah bilang ke warga kalau KJP tidak bisa ditarik tunai, pasti ada sekelompok orang atau oknum yang mempengaruhi dan program saya jadi berantakan. Tapi kalau sekarang, oknum kecil ini tidak bisa memprovokasi karena sebagian besar orang menikmati belanja dengan KJP," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com